Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Kebiasaan yang Harus Dihilangkan demi Raih Kesuksesan

Itulah memang yang dipikirkan masyarakat secara umum tentang kesuksesan. Namun ternyata, kesuksesan yang sebenarnya jauh lebih sederhana dari itu.

Seorang pekerja "kantoran biasa" yang bahagia yang mencintai pekerjaan dan keluarganya jauh lebih sukses daripada seorang jutawan yang merasa hampa di dalam dirinya.

Ketika kamu sukses, itu berarti kamu telah selaras dengan tujuan hidup - atau orang Jepang menyebutnya "ikigai".

Ikigai-mu adalah alasan kamu untuk hidup.

Begitu kamu menemukannya, lalu mengarahkan seluruh fokus ke arahnya, kamu akan menjadi orang yang paling sukses yang pernah ada.

Namun, hal pertama yang harus kamu lakukan untuk mencapai tujuan itu adalah, menyingkirkan kebiasaan yang menghambatmu.

Berikut ini adalah tujuh kebiasaan yang harus dihilangkan untuk mencapai kesuksesan.

1. Melamun pasif

"Saya dulu sering melamun dan berkhayal di sepanjang waktu," kata Denisa Cerna, penulis yang memiliki ketertarikan pada pengembangan diri, kesehatan mental, dan semua hal yang berhubungan dengan psikologi. 

"Melihat ke belakang, sekarang saya menyadari bahwa meskipun melamun pada tingkat tertentu itu sehat - hal ini memotivasi kita untuk terus maju meskipun mengalami kesulitan - melamun secara pasif bisa menguras kebahagiaan.

"Jadi, apa yang saya maksud dengan melamun pasif?" sebut dia.

Itu adalah ketika pikiran kita terjebak di masa depan yang sempurna, sementara tubuh kita tetap berada di masa sekarang yang menyedihkan.

Itu seperti kita berharap sedang bersantai di sebuah pantai di Bali, yang benar-benar membutakan kita terhadap keindahan di kampung halaman kita sendiri, di sini. 

"Saat itulah kita bermimpi dan bermimpi dan bermimpi lagi, tetapi tidak melakukan apa pun untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan," tegas dia.

Untuk keluar dari kebiasaan ini, berhentilah menganggap impianmu sebagai mimpi. Ubahlah mimpi-mimpi itu menjadi tujuan yang bisa dicapai.

"Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk bergerak lebih dekat ke tujuan itu?"

"Ya, pergilah ke sana dan lakukanlah," cetus dia.


2. Tenggelam dalam kelambanan

"Bla, bla, bla. Sangat mudah untuk mengatakan bahwa saya harus melakukan sesuatu. Jauh lebih sulit untuk mewujudkan ide tersebut menjadi kenyataan."

"Percayalah, saya tahu. Saya juga tidak kebal terhadap rasa malas. Beberapa hari, saya bangun dan merasa seperti sampah."

"Saya tidak ingin menulis. Saya tidak ingin pergi ke gym. Saya hanya ingin berbaring di tempat tidur dan menonton Netflix," kata Cerna.

"Terkadang, hal itulah yang saya lakukan. Saya memperkuat lingkaran kepasifan dengan melakukan hal-hal yang lebih pasif lagi, dan tahukah kamu? Di penghujung hari, saya merasa lebih buruk lagi," sebut dia.

3. Terlalu sering beristirahat

"Saya sangat percaya bahwa istirahat itu sangat produktif. Penelitian pun menegaskan hal ini," ungkap Cerna.

"Namun, saya juga tahu bahwa ada perbedaan antara bersikap baik pada diri sendiri dan tidak memaksakan diri cukup keras," sambung dia.

Ingatlah, timbangan dapat bergerak ke arah yang salah dengan sangat cepat.

Istirahat itu penting, ya. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakannya dan berapa lama.

Media sosial tidak akan mengisi ulang energimu. Jalan-jalan dengan penuh kesadaran akan menyegarkan fisik dan batinmu.

Jdi, gunakan waktu istirahat dengan bijaksana. Terkadang, "berbaik hati pada diri sendiri" hanya berarti kamu menyerah pada kemalasan dan merusak hidupmu lebih dalam.

4. Memanjakan "dopamin" yang mudah

"Saya senang hidup di abad ke-21. Dalam banyak hal, hidup tidak pernah semudah ini," ungkap Cerna.

Namun, kita memiliki tantangan yang sangat khusus untuk dihadapi - tantangan yang tidak diprogram secara tepat oleh otak kita.

Manusia menyukai dopamin. Neurotransmitter inilah yang membuat kita tetap termotivasi, bahagia, dan siap menghadapi hari.

Sayangnya, kita juga sangat mudah terpancing dan membiarkan kebiasaan buruk kita menghambat kita untuk menjalani kehidupan yang sukses.

Lingkungan sekitar menjadi penting.

Jika ponsel berada di samping komputer saat bekerja, kita akan memeriksanya setiap 10 menit dan tanpa disadari hal itulah yang merusak momentummu.

Jika televisimu berada di tengah-tengah ruang tamu dan remote control berada di atas sofa, kamu akan lebih sering menonton acara televisi daripada membaca buku.

"Saat bekerja, ponsel saya tersimpan di dalam laci. Sedangkan untuk televisi, saya bahkan tidak memilikinya," ungkap dia.

Gangguan adalah musuh kesuksesan. Singkirkan gangguan dan lihatlah betapa fokus kita menjadi lebih baik.


5. Hidup untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri

Hal lain yang menghambat kita untuk menjalani kehidupan yang sukses adalah kebiasaan terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain.

Kita lantas berusaha keras untuk membuat mereka terkesan, hari demi hari.

Hal ini menjauhkan kita dari hidup secara otentik dan terlibat dalam kegiatan yang semata-mata untuk kesenangan kita sendiri.

Dengar, orang-orang mungkin membuatnya terlihat seperti menjalani kehidupan yang gemilang di dunia maya, tetapi kenyataannya adalah kehidupan setiap orang itu biasa saja.

Ya, memang beberapa orang memilikinya lebih baik daripada yang lain.

Namun pada akhirnya, kita semua berada di atas "treadmill hedonis", yang pada dasarnya berarti bahwa kebahagiaan kita cenderung kembali ke tingkat stabil yang sama terlepas dari keadaan eksternal kita.

Setiap orang berjuang dan kemudian tidak berjuang dan kemudian berjuang lagi. Setiap orang memiliki sesuatu yang mengkhawatirkan dalam pikiran mereka.

Menjalani hidup dengan cara yang menunjukkan kepada dunia bahwa kita bukan orang seperti itu adalah sia-sia.

Apa yang orang lain pikirkan tentang kita tidak akan berdampak pada kesejahteraan subjektif kita dalam jangka panjang.

Apa yang ingin kita lakukan? Mungkin tidak layak untuk diunggah di Instagram, tapi itu akan memenuhi kita pada tingkat yang lebih dalam.

6. Menyantap makanan tak bergizi

"Makanlah dengan baik" adalah nasihat yang umum, bukan?" kata Cerna.

Itu karena apa yang kita masukkan ke dalam tubuh sangatlah penting. Dan kita tidak hanya berbicara tentang kesehatan fisik.

Penelitian menunjukkan, usus kita memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap suasana hati.

Jika kita makan sampah, kita akan merasa seperti sampah, yang akan semakin memperkuat lingkaran ketidakaktifan, yang akan menghambat kita untuk hidup dengan sukses.

Semuanya saling berkaitan, bukan?

Penuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral. Makanlah makanan yang enak dan bergizi.

Kalori yang kosong akan membuat kita merasa kosong pula.

7. Terlalu cepat menyerah

"Saya berani bertaruh bahwa satu kebiasaan utama yang membuat kita terjebak adalah kebiasaan buruk untuk tidak mengikuti kebiasaan baik."

"Mari saya jelaskan. Dalam buku Atomic Habits, James Clear mengatakan, saat kita berhenti melakukan kebiasaan baru adalah saat kita membangun kebiasaan yang berbeda."

"Misalnya, saat kita memutuskan untuk bangun jam 6 pagi setiap hari tapi gagal di hari ke-4 dan kemudian gagal lagi di hari ke-5 dan ke-6," sebut dia.

Lantas, itu adalah kebiasaan membunuh kebiasaan sebelumnya. Karena pada dasarnya, segala sesuatu adalah kebiasaan.

Memilih untuk tidak melakukan sesuatu dari hari ke hari adalah sebuah kebiasaan.

Seperti yang juga dikatakan Aristoteles, "Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali."

Jadi, jika kita merasa ingin menyerah pada kebiasaan baru setelah empat hari, tanyakan pada diri sendiri: apakah kita bersikap baik pada diri sendiri?

Atau apakah kita tidak mendorong diri sendiri dengan cukup keras?

Terkadang, hal yang baik untuk dilakukan adalah memberi diri sendiri "sepakan di bokong" dan lalu melakukannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/22/144456020/7-kebiasaan-yang-harus-dihilangkan-demi-raih-kesuksesan

Terkini Lainnya

Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com