Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Membuat Pilihan Makanan Sehat Pasca Stroke

KOMPAS.com - Semua orang bisa mendapatkan manfaat dari makan sehat. Namun, setelah stroke, mengubah pola makan menjadi lebih sehat dapat membantu proses pemulihan dan mengurangi risiko terjadinya stroke kembali.

Mengadopsi makanan sehat dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko kembali mengalami stroke.

Menurut Julia Zumpano, seorang ahli diet, makanan yang kita konsumsi dapat berdampak pada seluruh tubuh.

Memilih makanan sehat dapat membantu untuk mengelola tekanan darah, menurunkan kolesterol, mengurangi kemungkinan terkena diabetes tipe 2, hingga mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.

Untuk itu, penting untuk selalu membuat pilihan makanan terbaik yang mendukung kesehatan seluruh tubuh kita.

Berikut pilihan makanan sehat yang direkomendasikan untuk seseorang yang pernah mengalami stroke.

Kurangi garam

Terlalu banyak natrium dalam makanan bisa membuat tubuh menyimpan cairan, yang meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.

Julia Zumpano menyarankan diet rendah natrium dengan batasan di bawah 2.400 mg per hari, bahkan mungkin 2.000 mg setelah stroke.

Caranya, hindari makanan olahan yang kaya natrium dan waspadai sumber garam tersembunyi seperti garam bawang putih, garam bawang merah, dan pengempuk daging, serta bumbu berbasis natrium tinggi seperti saus salad, kecap asin, dan saus teriyaki.

Namun, Zumpano menekankan mengurangi garam tidak perlu membuat makanan kita kehilangan rasa.

Kita bisa mencoba berbagai jenis bumbu dan rempah-rempah tanpa tambahan garam untuk memberikan sentuhan cita rasa tambahan pada masakan kita tanpa harus menggunakan garam berlebihan.

Kurangi makanan olahan

Untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke, penting untuk tidak hanya membatasi garam dalam pola makan kita.

Kita juga perlu memperhatikan lemak trans dan lemak jenuh yang terkait dengan peningkatan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung.

Kolesterol adalah zat berlemak mirip lilin yang diproduksi oleh tubuh dan ada dalam produk hewani. Meskipun kolesterol dibutuhkan untuk fungsi sel tubuh, kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Julia Zumpano menyarankan kita untuk memperhatikan asupan lemak tak sehat dalam makanan kita.

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah menghindari makanan ultra-proses yang telah dimodifikasi untuk mengandung banyak lemak, pati, gula, dan minyak terhidrogenasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah, dan risiko stroke.

Ini termasuk makanan seperti:

Julia Zumpano menyarankan untuk menggantikan makanan-makanan tersebut dengan makanan utuh, seperti:

  • Buah.
  • Sayuran.
  • Unggas.
  • Protein tanpa lemak.
  • Ikan (terutama ikan berminyak, seperti salmon, tuna, herring, atau makarel).
  • Biji-bijian utuh (seperti gandum, barley, beras merah atau beras liar).
  • Polong-polongan (seperti kacang-kacangan dan kacang polong).
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.

Pilih makanan berserat tinggi

Sebagai bagian dari pola makan sehat untuk jantung, serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan, dengan demikian, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.

Serat makanan adalah bagian dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita. Ketika berjalan melalui sistem pencernaan, serat memengaruhi cara tubuh mengolah makanan dan menyerap nutrisi.

Julia Zumpano menjelaskan, "Serat larut mengikat dengan empedu di usus, membantu menghilangkannya. Karena empedu mengandung kolesterol, banyak serat larut bisa menurunkan kadar kolesterol."

Makanan yang mengandung serat larut bisa ditemukan dalam sumber seperti gandum, kacang-kacangan, umbi-umbian, apel, pir, jeruk, chia, biji rami, dan sekam psyllium.

Tak hanya memengaruhi kadar kolesterol dan risiko stroke, makanan tersebut dapat mengontrol gula darah dan membantu mengelola berat badan, serta membuat kita merasa kenyang lebih lama untuk menghindari makan berlebihan.

Belajarlah membaca label

Meskipun label pada kemasan makanan sering mengklaim bahwa produk tersebut "sehat" atau memiliki "kandungan sodium rendah," ini tidak selalu berarti makanan tersebut bermanfaat untuk kita.

Julia Zumpano menyarankan kita untuk membandingkan informasi yang tertera pada label. Ini dapat membuat kita lebih memahami perbedaan antara produk makanan yang tinggi dan rendah natrium.

Lakukan persiapan makanan

Idealnya, kita seharusnya memiliki waktu untuk menyiapkan semua makanan dengan menggunakan bahan-bahan segar dan sehat. Tapi hal ini mungkin tidak selalu bisa kita lakukan.

Namun kita tetap bisa memilih makanan yang lebih baik tanpa harus menghabiskan banyak waktu di dapur.

Kita bisa menyiapkan beberapa hidangan utama di akhir pekan atau saat waktu luang, kemudian menyimpannya di lemari es atau freezer untuk digunakan saat kita memiliki sedikit waktu.

Julia Zumpano merekomendasikan mengidentifikasi setidaknya empat hidangan yang dapat disiapkan dengan cepat dan mudah, serta menyimpan semua bahan yang diperlukan sehingga kita bisa dengan mudah menyiapkannya.

Sediakan beberapa makanan beku dan makanan siap saji di dalam lemari es atau freezer dan pastikan kita memiliki opsi makanan beku yang sehat.

Kita bisa mempertimbangkan untuk menyimpan sayuran, dada ayam, ikan yang sudah dibungkus satu per satu, nasi merah, atau oatmeal yang sudah dimasak sebelumnya

Hal ini dapat menjadi alternatif makanan cepat saji yang lebih sehat.

Pintar-pintarlah memilih camilan

Camilan yang dikemas seperti keripik kentang, pretzel, biskuit, bahkan kue beras seringkali mengandung banyak tepung olahan, gula tambahan, atau natrium yang tinggi.

Sebaiknya coba untuk mengurangi frekuensi konsumsi makanan tersebut, dan sebagai gantinya, beralihlah ke camilan alami seperti sayuran dan buah.

Kita dapat menggantikan keripik dengan wortel atau seledri yang dicelupkan ke dalam hummus, atau irisan apel yang dipadukan dengan selai kacang alami untuk sensasi yang renyah.

Kita juga bisa membuat popcorn sendiri dengan minyak zaitun dan taburan keju Parmesan sebagai alternatif dari mentega.

Mintalah dukungan dari keluarga dan teman

Tidak perlu sungkan untuk berkomunikasi dengan keluarga mengenai alasan mengapa kita ingin membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Bahkan, kita mungkin dapat berkolaborasi untuk merencanakan dan menyiapkan makanan bersama.

Siapa tahu, mungkin mereka memiliki resep-resep sehat dan lezat yang bisa mereka bagikan.

Berikan waktu untuk indra perasamu

Jika kamu merasa bosan atau kesulitan pada awalnya, ingat indera pengecap secara berkala mengalami perubahan dan regenerasi setiap beberapa minggu. Ini berarti mereka dapat beradaptasi dengan rasa dan pola makan yang baru.

Mintalah bantuan dari seorang ahli diet

Jika kita merasa kesulitan dalam mengadopsi pola makan yang baru ini, mintalah bantuan seorang ahli.

Seorang ahli gizi dapat membantu memahami semuanya dan memberikan dukungan sepanjang perjalanan ini. Mereka akan mempertimbangkan pola makan kita saat ini, preferensi kita , dan bahkan ketidaknyamanan kita untuk merancang rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/01/152111220/tips-membuat-pilihan-makanan-sehat-pasca-stroke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke