7 Perawatan Sederhana Hilangkan Jerawat Hormonal

Tetapi, di sisi lain, orang dewasa ternyata juga dapat mengalami jerawat yang sering kali disebabkan oleh faktor hormonal.

Terutama bagi orang-orang dengan kadar hormon androgen yang tinggi, ini bisa memicu produksi minyak berlebih.

Kondisi tersebut menyebabkan pori-pori tersumbat dan menimbulkan jerawat di area leher maupun rahang.

Dikutip dari laman Health, seorang dokter spesialis kulit di Briarcliff Manor, New York, Dr Whitney Bowe, MD, menjelaskan mengenai apa itu jerawat hormonal dan cara menghilangkannya.

Apa itu jerawat hormonal?

Sebuah studi dalam Journal of Women's Health mengungkapkan, sebanyak 26 persen partisipan berusia 30-an sedang berjuang melawan jerawat.

"Meskipun bakteri Propionibacterium acnes dan peradangan adalah dua penyebab utama, jerawat juga dipengaruhi oleh hormon," kata Dr Bowe.

Menurut dia, ketika reseptor androgen sangat sensitif, hormon-hormon ini dapat memicu produksi minyak berlebih dan menyebabkan sel-sel kulit menjadi lengket.

Hal ini yang menyebabkan pori-pori tersumbat dan berjerawat.

Lantas, bagaimana memgetahui, jerawat yang kita alami disebabkan oleh hormon?

Petunjuknya antara lain adalah jerawat yang muncul di wajah bagian bawah, khususnya, kista di sepanjang garis rahang, dan bahkan di leher.

Sebuah studi dalam The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology juga menunjukkan, sebagian besar penderita jerawat dewasa mengalami jerawat tepat sebelum haid.

Cara menghilangkan jerawat hormonal

Salah satu pengobatan yang umum dilakukan untuk jerawat hormonal adalah dengan menggunakan pil KB.

Menurut sebuah penelitian di International Journal of Women's Dermatology, pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron menurunkan jumlah androgen yang diproduksi tubuh, sehingga mencegah timbulnya jerawat.

Namun, jika kita tidak ingin mengonsumsi pil KB, ada beberapa rencana perawatan yang dapat dengan mudah menghilangkan jerawat, seperti berikut ini.

1. Membersihkan dan merawat kulit wajah

Cuci wajah dengan pembersih yang lembut dua kali sehari untuk menjaga pori-pori tetap bersih dari kotoran, minyak, dan riasan.

Segera setelah dibersihkan, oleskan perawatan jerawat topikal. Dr Bowe menyarankan Aczone, gel antiinflamasi dan antibakteri dengan resep dokter.

Tidak seperti benzoil peroksida, yang dapat mengeringkan, Aczone mengandung dapsone, bahan yang lembut namun efektif.

2. Melembapkan wajah

Gunakan pelembap yang tidak akan memperburuk jerawat. Ini termasuk produk yang bebas minyak dan non-komedogenik, yang berarti produk tersebut diformulasikan untuk tidak menyumbat pori-pori.

Selain itu, oleskan pelembap hanya pada area yang cenderung kering.

3. Dapatkan bakteri baik

Konsumsi suplemen probiotik atau makan yogurt dengan kultur hidup dan aktif sekali sehari.

"Probiotik bekerja dengan membantu usus meredakan peradangan yang dapat memicu sejumlah masalah kulit, termasuk jerawat," kata Dr Bowe.

4. Melakukan peeling

Bicaralah dengan dokter kulit tentang serangkaian peeling atau pengelupasan kulit kimiawi.

Biasanya menggunakan asam alfa hidroksi dengan dosis yang lembut, perawatan ini akan mengelupas sel kulit mati yang lengket dan dapat menyumbat pori-pori.

5. Ubah pola makan

American Academy of Dermatology Association (AAD) menyarankan untuk menghindari susu, terutama susu skim, yang mungkin memiliki lebih banyak hormon penghasil jerawat.

Selain itu, membatasi asupan makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti roti putih, nasi, dan pasta juga dapat mengurangi jerawat.

6. Lebih banyak bergerak

"Olahraga meningkatkan sirkulasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan kulit," kata Dr Bowe.

Di samping itu, lebih banyak bergerak atau beraktivitas fisik juga dapat membuka pori-pori yang tersumbat.

7. Mengurangi stres

Berlatihlah metode pengurangan stres, seperti yoga, pijat, dan meditasi.

Menurut sebuah studi tahun 2017 di Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, stres telah lama dikaitkan dengan timbulnya jerawat di usia dewasa.