KOMPAS.com - Sensasi pusing setelah makan dapat menjadi gejala darah rendah yang disebut hipotensi postprandial.
Health Harvard melaporkan, gejala ini merupakan keluhan umum yang memengaruhi sepertiga pria dan wanita lanjut usia.
Sebagian besar penyebabnya dipicu oleh gangguan peredaran darah yang membutuhkan koordinasi yang tepat antara sistem pencernaan, saraf, hingga peredaran darah ke seluruh tubuh.
Secara umum, tubuh akan mengalirkan lebih banyak darah ke lambung dan usus kecil setelah kita makan.
Proses ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan lebih keras, sementara pembuluh darah lain kemudian menyempit untuk menjaga tekanan darah yang mengalir ke otak, kaki dan semua bagian tubuh lainnya tetap terjaga.
Pada beberapa orang, jantung dan pembuluh darah tidak dapat menerima respons sebagaimana mestinya, sehingga tekanan darah merosot drastis di semua bagian tubuh, kecuali sistem pencernaan.
Penurunan tekanan darah secara mendadak ini disebut hipotensi postprandial atau serangan darah rendah, yang ditandai dengan gejala pusing dan sakit kepala.
Sebagian pasien hipotensi postprandial terkadang bisa terjatuh dan pingsan, mengalami gangguan penglihatan hingga mual.
Bahkan beberapa pasien juga ada yang mengalami stroke ringan atau iskemik transien.
Penyebab hipotensi postprandial
Sebagian pasien dapat mengalami hipotensi postprandial karena dipengaruhi oleh faktor genetik. Tetapi secara umum, hipotensi postprandial dapat dipicu juga oleh faktor penuaan.
Seiring usia, kondisi dan respons tubuh kerap mengalami gangguan fungsi dan kemampuannya dalam merespons perubahan tekanan darah secara tiba-tiba.
Kemudian ada pula faktor lain seperti hipertensi yang membuat arteri menjadi kaku hingga membuat pembuluh darah kesulitan menyempit dan rileks sesuai kebutuhan.
Kegagalan sensor dan reseptor regangan di perut (saat makan) dapat menyebabkan gejala darah rendah itu kambuh. Begitu pula dengan berbagai jenis penyakit seperti diabetes, Parkinson dan masalah saraf lainnya.
Cara mencegah pusing setelah makan akibat darah rendah
Tidak ada pengobatan pasti untuk hipotensi postprandial, namun perubahan gaya hidup serta cara makan kita dapat mencegah gejalanya kambuh.
Berikut beberapa rekomendasi untuk mencegah pusing serta gejala lain setelah makan akibat darah rendah.
Minum air sebelum makan
Minum satu atau dua gelas air 15 menit sebelum makan dapat mencegah penurunan darah rendah secara tiba-tiba.
Makan dalam porsi kecil
Makan dalam porsi besar lebih mungkin memicu hipotensi postprandial dibandingkan dengan porsi kecil. Cobalah beralih dari tiga kali makan sehari menjadi enam atau tujuh kali makan kecil setiap hari.
Memilih asupan karbohidrat kompleks
Roti putih dan makanan lain yang terbuat dari tepung halus, nasi putih, kentang, dan minuman manis dapat lebih cepat dicerna usus.
Proses pencernaan yang terlalu cepat ini dapat berpotensi memicu gejala darah rendah.
Sebaiknya, pilih asupan karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein dan minyak sehat dapat dicerna lambung lebih lambat dan membantu menstabilkan tekanan darah setelah makan.
Istirahat sejenak setelah makan
Tekanan darah biasanya mencapai titik terendah yang dimulai 30-60 menit setelah makan.
Karena itu, duduk atau istirahat sekitar satu jam setelah makan adalah cara lain untuk mencegah hipotensi postprandial.
Jika perlu bergerak, berhati-hatilah dan lakukan gerakan secara perlahan yang bisa memicu perubahan tekanan darah secara mendadak.
Konsultasi ke dokter
Jika sering merasakan sensasi yang mengganggu setelah makan, segera periksa ke dokter.
Biasanya, dokter akan mendiagnosis keluhan darah rendah yang dialami serta memberikan pengobatan medis yang tepat guna meringankan gejalanya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/02/123246020/pusing-setelah-makan-tekanan-darah-rendah-bisa-jadi-penyebabnya