Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arti Menikmati Hidup

SEORANG teman ditanya, apa yang akan dilakukan setelah pensiun nanti. Dia menjawab dengan mantap, ”Saya ingin menikmati hidup.” Hmm, menikmati hidup?

Banyak orang mengartikan “menikmati hidup” sebagai aktivitas yang dijalankan sesuai dengan kesenangan hati, tanpa beban dan tekanan.

Dalam banyak hal identik dengan kegiatan bersenang-senang belaka. Menjauhkan diri dari rutinitas dan kepenatan hidup. Dengan kata lain menghindari stres hingga membuat pikiran tenang dan hati senang.

Menikmati hidup juga berarti menjaga keseimbangan antara pekerjaan dengan hidup itu sendiri. Istilah yang lebih populer “work-life balance”.

Hidup tak melulu hanya bekerja mencari uang, tapi membutuhkan keseimbangan dengan kegiatan lain yang membuat hidup lebih berwarna.

Intinya juga sama, tidak membuat pikiran stres, penuh tekanan atau hal-hal lain yang membuat jiwa tidak sehat, sedih dan berduka.

Dalam banyak hal stres mempunyai dampak positif dan negatif. Orang harus membedakan antara tekanan sehat dan stres beracun. Tekanan yang sehat membuat orang tetap termotivasi, sementara stres yang beracun dapat menjadi bencana.

Biasanya stres mempunyai dampak negatif pada individu. Namun dalam beberapa kasus, hal ini memunculkan sisi terbaik seseorang dan membuka potensi tersembunyinya.

Kadang stres mendorong orang untuk berbuat terbaik agar bisa lepas dari tekanan, walau tak sedikit yang malah berbuat sebaliknya.

Rao (2016) mengklasifikasikan stres menjadi tiga jenis.

Pertama, stres pribadi. Ini terjadi karena alasan pribadi. Stres jenis ini paling menantang karena timbul dari masalah kesehatan atau keluarga dan komitmen.

Kedua stres terkait pekerjaan. Hal ini muncul karena ekspektasi tinggi di tempat kerja, perubahan organisasi, ketidakpastian dan kompleksitas.

Stres yang berhubungan dengan pekerjaan sering kali terjadi karena kurangnya sumber daya dan ketidakmampuan karyawan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.

Ini juga terjadi karena tuntutan klien dan pelanggan, ketidakmampuan untuk mengatur waktu secara efektif, ketika peran tidak didefinisikan dan dibatasi dengan jelas sehingga menyebabkan kebingungan dan penetapan tujuan yang tidak realistis.

Ketiga, stres organisasi. Stres organisasi muncul karena kebijakan perusahaan yang salah, pemecatan mendadak, atau pengurangan karyawan.

Tips mengatasi stres

Agar dapat menikmati hidup maka stres harus dijinakkan. Selanjutnya Rao (2016) mengemukakan tips singkat bagaimana mengatasi stres. Ada lima hal menarik yang dapat dipraktikkan.

Pertama, pergi ke tempat yang tenang dan duduklah dengan nyaman. Menikmati keheningan akan membawa pada kedamaian dan ketenangan yang akan menyegarkan energi mental.

Kedua, memisahkan kehidupan pribadi, profesional, dan sosial. Jangan membawa beban kantor ke rumah dan sebaliknya. Sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Ketiga, jangan khawatir tentang masa lalu tidak menyenangkan yang tidak dapat diubah dan tentang masa depan yang tidak pasti. Berusaha belajar untuk hidup di masa sekarang.

Penelitian menunjukkan bahwa orang membuang 30 persen waktunya untuk memikirkan masa lalu yang tidak menyenangkan.

Keempat, menikmati perjalanan menuju tujuan daripada memikirkan tentang menikmatinya setelah mencapai tujuan karena orang hanya mempunyai satu kehidupan untuk dinikmati. Orang berupaya menyeimbangkan tekanan dan kesenangan.

Kelima, menghindari bergaul dengan orang-orang negatif yang sering mengkritik, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Orang-orang seperti itu akan meracuni pikiran dan mengalihkan dari fokus tujuan.

Dari perspektif rohaniwan, menikmati hidup berarti menjalaninya dengan rasa syukur. Mengarungi kehidupan sebagai perjalanan yang menakjubkan.

Setiap hari adalah keajaiban karena masih bisa bernapas, merasakan detak jantung dan diberikan kesempatan untuk berbuat kebaikan. Maka hidup untuk orang lain dengan melayani sesama adalah kebahagiaan, dan itulah menikmati hidup.

Apapun itu, setiap orang berhak menafsirkan arti “menikmati hidup”. Satu hal yang pasti adalah hidup itu terlalu sayang untuk disia-siakan dengan tindakan-tindakan bodoh yang membuat orang lain susah.

Hidup manusia yang terbilang singkat seyogianya berkontribusi menciptakan semesta yang indah agar semakin banyak orang yang bisa tersenyum, tertawa lepas, bahagia, karena menikmati hidup, sampai akhirnya “pulang” pada yang berkuasa atas hidup.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/03/142554520/arti-menikmati-hidup

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com