Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jemu Berkencan? Coba Terapkan Quiet Quitting untuk Soal Asmara

KOMPAS.com - Praktik quiet quitting tak hanya berlaku dalam dunia kerja saja.

Untuk soal asmara, kita juga bisa menerapkan prinsip 'sekedarnya' ini.

Khususnya jika kita sebenarnya sudah lelah berkencan dan tak juga menemukan pasangan yang sesuai.

Kate MacLean, pakar hubungan layanan kencan online Kanada, Plenty of Fish mengatakan mencurahkan terlalu banyak energi dan waktu ke dalam dalam dunia asmara bisa menyebabkan burnout, seperti layaknya bekerja.

"Itulah mengapa penting menerapkan prinsip quiet quitting untuk kehidupan kencan yang lebih memuaskan," terangnya.

Caranya dengan menetapkan batasan yang jelas dan menjadi lebih peduli pada diri sendiri.

"Ini tentang menghindari hal-hal ekstrem, apakah itu bersumpah untuk tidak berkencan selamanya atau mencari pasangan menghabiskan waktu Anda."

Manfaat quiet quitting untuk kehidupan asmara

Lelah karena kerap mendapat teman kencan yang buruk, toxic relationship maupun terlalu fokus mencari pasangan bisa membuat kelelahan.

“Seringkali para pelaku kencan percaya bahwa berusaha lebih keras berarti memberi setiap orang kesempatan, terlepas dari naluri atau tingkat energi mereka,” kata Rachel DeAlto, kepala pakar kencan di aplikasi Match.

Akhirnya, kita menghabiskan banyak waktu dan energi dengan orang yang tidak tepat.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang fokus pada kelompok pilihan yang lebih kecil dibandingkan dengan pilihan yang tidak terbatas akan lebih berhasil dalam berkencan,” jelas DeAlto.

"Itu adalah perubahan pola pikir," tegasnya.

Pada dasarnya, quiet quitting bisa memberkan hasil yang lebih berkualitas dalam dunia percintaan kita.

"Quiet quitting akan membuat Anda siap untuk memastikan bahwa Anda tidak menerima apa pun yang kurang dari yang pantas Anda terima," terang MacLean.

Praktik quiet quitting dalam dunia asmara berarti menurunkan fokus dan energi kita pada upaya mencari pasangan.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan yakni:

Perjelas apa yang kita inginkan

Tetapkan kualitas pasangan yang ingin kita dapatkan.

DeAlto merekomendasikan memilih empat kualitas yang tidak dapat dinegosiasikan atau permanen dan mendalam yang mewakili karakteristik kepribadian pasangan ideal kita.

Misalnya, seseorang yang cerdas, memiliki ambisi, kemurahan hati, dan humor.

“Jika Anda tahu apa yang Anda fokuskan, Anda akan lebih mudah mengenalinya,” jelas DeAlto.

Jika seseorang yang kita temui tidak memiliki hal-hal tersebut maka lewatkan saja, tidak peduli seberapa tertariknya kita.

Namun jika seseorang memenuhi syarat tersebut tapi tidak menarik bagi kita, setidaknya berikan tiga kali kesempatan berkencan.

"Kompatibilitas dapat menimbulkan ketertarikan bahkan jika ketertarikan pada awalnya tidak ada," ujar DeAlto.

Alokasi batasan waktu menggunakan aplikasi kencan

Patrick Walsh, LCSW, seorang psikoterapis di New York City, mengatakan aplikasi kencan dirancang untuk menarik dan memonetisasi perhatian kita.

“Jadi, hargai perhatian Anda lebih dari mereka,” sarannya.

"Buatlah aplikasi-aplikasi tersebut melayani Anda, bukannya tenggelam dalam permainan mereka."

Dia merekomendasikan untuk menyisihkan 10-20 menit sehari untuk menggunakannya dan mengirim pesan ke profil yang menarik.

“Hanya itu yang Anda perlukan untuk terhubung dengan beberapa orang dan mengubah percakapan biasa menjadi panggilan telepon, video call, atau secangkir kopi,” katanya.

Jika terpaku pada aplikasi kencan terlalu lama, mungkin ada masalah emosional terpendam dalam diri kita.

Pendekatan inovatif membuat agenda kencan tidak lagi membosankan.

MacLean menyarankan cara kreatif untuk terhubung dengan calon pasangan.

Misalnya menonton live streaming yang lucu bersama-sama, bermain game online melawan satu sama lain, atau jalan-jalan bersama teman-teman dulu, bukannya langsung pergi berdua.

Curahkan kasih sayang pada diri sendiri

“Berkencan adalah sesuatu yang tidak bisa Anda paksakan, tetapi ketika Anda merasa sangat kesepian, Anda tergoda untuk merasakan kendali atas kehidupan kencan Anda,” kata Stephanie Macadaan, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di Bay Area, California.

"Hal ini dapat meningkatkan upaya dengan mencari pasangan dan berkencan sebanyak mungkin."

Ada baiknya mengakui ruang kesepian yang kita rasakan dan memberikan kasih sayang pada diri sendiri.

“Itu wajar dan menenangkan dibandingkan mencoba memaksakan perasaan itu dengan menjadikan kencan berhasil dengan cara apa pun,” tambahnya.

Rehat

Tak hanya quiet quitting, kita sebenarnya mungkin benar-benar butuh rehat dari dunia asmara.

“Jika Anda mencurahkan lebih banyak energi untuk berkencan dibandingkan yang Anda terima saat berkencan, mungkin ini saatnya untuk istirahat,” kata DeAlto.

Sikap ini bisa jadi membuahkan hasil karena kita menjadi lebih bersemangat dan penuh harapan untuk kembali mencari pujaan hati.

"Yang terpenting adalah manajemen energi," tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/10/090900720/jemu-berkencan-coba-terapkan-quiet-quitting-untuk-soal-asmara

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com