Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hubungan antara Golongan Darah dan Penyakit Autoimun

KOMPAS.com - Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru mengenali sel-selnya sebagai ancaman dan mulai menyerangnya. Banyak ragam penyakit autoimun yang berbeda dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Kondisi ini dapat secara signifikan menurunkan kualitas hidup, terutama jika pengobatan yang sesuai tidak diperoleh. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Kemungkinan terkena penyakit autoimun tertentu bisa terkait dengan golongan darah. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, mengetahui golongan darah bisa membantu memahami risiko yang mungkin dihadapi serta membimbing dokter dalam merencanakan pemeriksaan yang diperlukan.

Jenis-jenis penyakit autoimun

  • Sendi dan otot: Artritis reumatoid, lupus, sindrom Sjogren
  • Saluran pencernaan: Penyakit Crohn, kolitis ulserativa, penyakit celiac
  • Sistem endokrin: Penyakit Hashimoto, penyakit Graves, penyakit Addison
  • Kulit: Psoriasis, dermatomiositis
  • Sistem saraf: Sklerosis multipel, sindrom Guillain-Barre
  • Lainnya: Vaskulitis, diabetes tipe 1

Banyak kondisi autoimun yang dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup. Kondisi lainnya mungkin memerlukan penanganan yang berbeda.

Apa saja gejala penyakit autoimun?

Walaupun setiap kondisi autoimun menunjukkan gejala yang berbeda, beberapa gejala umum termasuk:

  • Rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan
  • Nyeri dan pembengkakan pada sendi
  • Nyeri perut
  • Gangguan pencernaan
  • Demam yang kambuh tanpa sebab jelas
  • Pembengkakan kelenjar.

Berikut ini adalah beberapa penyakit autoimun yang mungkin terkait dengan golongan darah.

Diabetes tipe 2

Sebuah studi kasus kontrol dilakukan untuk menilai apakah golongan darah A, B, AB, atau O berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Penelitian ini melibatkan 300 partisipan yang terdiri dari individu dengan dan tanpa diabetes. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengiriman kuesioner elektronik.

Hasil studi ini menunjukkan seseorang dengan golongan darah B memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan golongan darah lainnya.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti merekomendasikan seseorang dengan golongan darah B untuk menjalani pemeriksaan rutin guna mendeteksi dini kondisi tersebut.

Rematik

Penyakit autoimun rematik seringkali menimbulkan rasa sakit pada sendi, tendon, tulang rawan, dan jaringan ikat. Beberapa jenis yang umum termasuk artritis reumatoid, Sindrom Sjogren, dan lupus eritematosus sistemik.

Pada sebuah penelitian tahun 2017 yang melibatkan 823 pasien dengan jenis penyakit rematik yang sama, ditemukan adanya kaitan antara golongan darah tertentu dengan risiko menderita kondisi tertentu:

  • Golongan darah O: Berhubungan dengan lupus, sklerosis sistemik, dan Sindrom Sjogren
  • Golongan darah AB: Lebih jarang mengalami penyakit rematik (mungkin disebabkan oleh kelangkaan golongan darah ini dan sedikitnya jumlah partisipan penelitian yang memiliki golongan darah tersebut).

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa 92,2 persen dari pasien memiliki faktor Rh positif. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor Rh positif mungkin menjadi faktor risiko.

Penyakit hashimoto

Penyakit hashimoto merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tiroid yang sehat, ini menyebabkan kerusakan dan disfungsi pada kelenjar tiroid.

Sebuah penelitian pada tahun 2019 melibatkan 958 pasien yang menderita penyakit hashimoto dan hipotiroidisme non-hashimoto, yaitu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik.

Penelitian ini menemukan, jumlah orang dengan golongan darah O lebih tinggi di antara kelompok penderita penyakit hashimoto dibandingkan dengan kelompok hipotiroidisme non-hashimoto. Di sisi lain, jumlah pasien dengan golongan darah AB paling sedikit.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan, golongan darah O mungkin berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit hashimoto.

Sklerosis multipel

Sklerosis multipel (MS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang serabut saraf, menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh.

Sebuah studi pada tahun 2019 mengamati 265 pasien yang menderita sklerosis multipel. Hasil penelitian menunjukkan orang tanpa antigen A dan B atau faktor Rh memiliki risiko terendah untuk mengalami penyakit ini.

Di sisi lain, orang dengan golongan darah A, B, dan Rh positif mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan MS.

Lupus

Lupus adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk sendi, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru.

Karena peran penting antigen dalam perkembangan lupus, penelitian telah mengeksplorasi apakah golongan darah yang mengandung antigen (A, B, dan AB) dapat menjadi faktor risiko.

Menurut satu studi, orang yang memiliki golongan darah B plus mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lupus.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/23/073750120/hubungan-antara-golongan-darah-dan-penyakit-autoimun

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com