Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan Buruk yang Menghambat Kita Menjadi Kaya

KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang membedakan orang kaya dari orang-orang lainnya?

Ini bukan tentang keberuntungan, prestasi akademis, atau konspirasi besar apa pun, melainkan kebiasaan yang dikembangkan mereka dari waktu ke waktu.

Orang sukses umumnya tidak bergantung pada peluang, tetapi mengandalkan tindakan yang disengaja untuk menghasilkan pendapatan dan mempertahankan kekayaan.

Tidak hanya kebiasaan-kebiasaan sukses, kenyataannya ada pula praktik yang menjauhkan sukses dari tangan kita. Untuk mengetahui lebih lanjutnya agar dapat menghindarinya, mari simak pemaparannya.

1. Menyerah pada inner child

Meski sudah dewasa, pasti ada saat-saat di mana kita bersikap layaknya anak kecil yang ingin langsung membeli apa yang ada di depan kita dan menarik bagi pandangan.

Kebalikan dengan kebiasaan tersebut, untuk mencapai kekayaan, kita perlu menguasai diri untuk bisa menunda keinginan yang kurang bermanfaat dan menolak dorongan untuk menikmati kemewahan yang instan.

Membeli barang-barang di depan mata secara impulsif dapat menghambat tujuan jangka panjang seperti memiliki rumah atau mendapatkan masa pensiun yang nyaman.

Eksperimen Stanford Marshmallow pada tahun 1972 mengilustrasikan manfaat dari kepuasan yang tertunda, menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu menunda kesenangan untuk mendapatkan lebih, memiliki kehidupan yang lebih baik di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan kesuksesan secara keseluruhan.

Naluri untuk mengambil apa yang sudah tersedia seringkali merupakan hal yang melekat, berasal dari naluri bertahan hidup. Namun jika ingin sukses, Anda perlu belajar mengatasi dorongan ini dan fokus pada tujuan masa depan.

2. Terjebak dalam sale atau diskon

Betapapun menggiurkannya, diskon sebenarnya bukanlah diskon jika pada akhirnya Anda tidak memakai barang yang Anda beli secara optimal. Kebiasaan ini hanya akan membawa Anda semakin jauh dari kesuksesan.

Orang kaya menghemat uang dengan membuat perencanaan ke depan dan membeli apa yang mereka perlukan saja. Jadi ketika ingin membeli pakaian diskon --yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan, cobalah berhitung dengan membagi harganya dengan berapa kali kemungkinan Anda akan memakainya.

Jika Anda membeli pakaian yang benar-benar disukai dan akan sering dikenakan, ‘biaya per pemakaian’ akan jauh lebih rendah daripada pakaian diskon yang hanya akan Anda kenakan beberapa kali saja dalam setahun.

3. Tidak berinvestasi pada aset terbesar

Tidak perlu berdebat, tubuh kita adalah aset terbesar. Menjadi lebih sehat dan bugar akan membuat kita lebih menarik bagi prospek bisnis, calon teman, dan pasangan idaman.

Sebuah studi di Cleveland State University pada tahun 2021 menemukan bahwa semakin sering seseorang berolahraga, semakin kuat kaitannya dengan peningkatan pendapatan.

Menjaga kesehatan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan tetapi juga dapat memberi tubuh waktu tidur cukup yang mana membantu untuk fokus, sehingga hasil pekerjaannya lebih baik.

Mengenai hal ini pula, banyak yang mengatakan bahwa waktu tidak dapat dibeli dengan uang. Tapi kita semua tahu orang-orang dengan gaya hidup sehat hidup lebih lama. Jadi mengapa tidak berinvestasi pada diri sendiri mulai dari sekarang?

4. Mengikuti tujuan yang ditetapkan orang lain

Melakukan hal ini hanya akan membuatmu kalah. Sama sekali tidak ada cara untuk mengakalinya karena ketika bekerja di perusahaan besar, atasan akan menentukan seperti apa kesuksesan itu bagi Anda.

Berbeda ketika Anda bekerja untuk diri sendiri, maka Anda-lah yang memilih seperti apa kesuksesan itu, target yang dituju, berapa banyak uang yang dikeluarkan dari pemasukan bisnis, dan keputusan-keputusan lain.

Memang sulit untuk memulai bisnis dari awal tetapi banyak yang percaya bahwa keberuntungan berpihak pada mereka yang berani. Anda juga tidak harus berhenti dari pekerjaan harian, tetapi cobalah mengubah ide Anda menjadi hobi akhir pekan yang menghasilkan pendapatan terlebih dahulu.

Baru setelah itu mulailah menaikkan levelnya dan membangun bisnis sendiri secara perlahan.

5. Tidak menghargai waktu

Orang kaya menjaga waktu mereka seperti seekor naga menimbun emasnya karena mereka tahu betapa berharganya hal itu.

Jika ingin mengejar kesuksesan, hargai waktu dan jangan biarkan itu berlalu begitu saja. Coba sisihkan hari-hari, bahkan akhir pekan, untuk memanfaatkan setiap momen sebaik-baiknya, baik di tempat kerja atau bersama keluarga.

Mungkin beberapa waktu Anda akan terkuras dalam sederet jadwal rapat atau kegiatan, tapi setidaknya dengan memiliki rencana, Anda tidak akan pernah bertanya-tanya “kemana perginya waktu hari ini?”

6. Memiliki gengsi terlalu tinggi

Pada kenyataannya, orang-orang kaya memiliki rahasia yaitu sama sekali tidak malu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Pada survey yang diadakan oleh Coupon.org, ditemukan bahwa mereka yang berpenghasilan Rp 1,5 miliar atau lebih per tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mendapatkan kupon dibandingkan mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp 542 juta.

Mungkin dalam mengejar tujuannya, orang-orang kaya terlihat lebih obsesif, dan kadang mengesampingkan gengsi. Tapi itu merupakan strategi dan salah satu bentuk kegigihan untuk menjadi berhasil.

7. Menjadi budak merek

Tidak jarang kita terjebak dalam asumsi bahwa jika satu barang dari merek tertentu cocok dengan preferensi dan kenyamanan kita, barang lain dari toko tersebut juga akan cocok dan memiliki kualitas yang konsisten. Namun kenyataannya kualitas pakaian modern berbeda-beda dan ukuran antar item bisa berbeda.

Banyak juga orang yang menganggap merek tertentu sebagai barang yang terbaik, sehingga tidak mencari alternatif yang lebih murah dengan kualitas sama atau lebih baik.

Sebagai solusinya, penting untuk memahami gaya Anda sendiri dengan memprioritaskan barang berkualitas tinggi. Mengandalkan sedikit merek saja untuk pakaian misalnya, dapat membuatnya terlihat seperti asisten toko-lah yang memilihkan gaya Anda.

Sarannya, cobalah untuk tidak menjadi manekin hidup dan diversifikasikan pakaian sehingga Anda memiliki tampilan yang bervariasi.

8. Tidak melakukan riset sebelum membeli

Membeli pakaian bisa menjadi tantangan. Dan seringkali hal inilah yang membuat kita berpikir “Ah, kalau yang ini saja sudah bagus kenapa harus cari di tempat lain?” untuk menghindari rasa lelah mencari yang ‘paling’ pas.

Padahal mungkin saja di tempat lain ada produk yang sama namun dengan kualitas lebih bagus.

Solusi dari kebiasaan ini adalah meluangkan waktu, jelajahi-lah berbagai toko dan coba berbagai pilihan untuk mendidik diri sendiri sebelum membeli sesuatu.

Menginvestasikan waktu dan tenaga untuk menemukan barang yang benar-benar tepat sangat penting untuk menghindari pemborosan uang karena membeli barang yang nantinya malah jarang dipakai.

9. Membaca buku tanpa memilah

Banyak orang menyebutkan bahwa membaca buku di waktu luang membuat kita lebih produktif. Walaupun hal itu sebagian memang benar, membaca saja tidak cukup untuk membuat Anda menjadi orang yang lebih produktif dan sukses.

Anda tentu ingin memastikan bahwa buku yang dibaca dapat membantu mencapai tujuan atau memperluas perspektif. Ini menegaskan perlunya memilih buku agar waktu yang kita gunakan untuk membacanya tidak sia-sia.

‘Storytelling effect’ bahkan menunjukkan bahwa kita lebih mungkin mengingat apa yang kita pelajari jika dibagikan dalam bentuk cerita. Jadi mulailah selektif dalam memilih buku dan tidak sembarang mengambil sebuah judul untuk dibaca.

Banyak sekali buku yang dikarang oleh orang yang tidak kompeten dan isinya omong kosong --kita tidak sedang membicarakan buku fiksi ya, karena fiksi pun banyak yang bagus dan berguna. Karenanya pilihlah dengan baik, lewat membaca resensi dari sumber-sumber yang bisa dipercaya.

Hal yang sama juga berlaku untuk browsing dan menggunakan internet. Jangan sia-siakan waktu untuk melihat sesuatu yang tidak bermanfaat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/28/093314220/kebiasaan-buruk-yang-menghambat-kita-menjadi-kaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke