Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

“Ego Depletion”, Alasan Kenapa Kita Sering Gagal

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Memiliki ego penting agar kita bisa tetap teguh pada pendirian atau nilai-nilai yang kita anut. Hal ini dilakukan supaya kita konsisten dalam mencapai tujuan atau target.

Namun, tentu saja akan ada hambatan dalam prosesnya. Selain faktor eksternal, ternyata ada pula faktor internal yang memengaruhi seberapa kuat kita mampu mempertahankan pendirian kita, yaitu ego depletion.

Seperti yang dijelaskan dalam siniar Obsesif episode “Sulit Mengendalikan Diri? Waspada Ego Depletion” dengan tautan s.id/ObsesifEgo, ego depletion bisa menyebabkan kita mudah lelah dan frustrasi, tidak mampu mengambil keputusan, serta kehilangan kendali diri.

Apa itu ego depletion?

Penelitian Undarwati (2017) mengungkapkan ego depletion atau penipisan ego adalah kondisi seseorang dengan kelelahan psikologis dan fisik karena energi yang terbatas mempengaruhi masalah kognitif.

Alhasil, aktivitas atau tanggung jawab yang sedang dikerjakan pun menjadi tidak optimal.

Istilah ini diciptakan oleh psikolog sosial, Roy F. Baumeister dan rekan-rekannya, yang mengindikasikan bahwa kontrol diri mirip dengan sumber daya yang dapat habis, seperti suatu cadangan energi mental yang terbatas.

Ketika cadangan ini habis, seseorang mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk mengendalikan diri dan membuat keputusan yang baik.

Penipisan ego mempunyai dampak signifikan untuk berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Karena, aspek-aspek yang terpengaruh sebenarnya berdampak baik pada hidup kita. Misalnya, saat ingin mengerjakan tugas tepat waktu, namun jadi tertunda karena terpengaruh sesuatu.

Penyebab ego depletion

Melansir Very Well Mind, penipisan ego bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama adanya tekanan emosional yang membuat energi kita terkuras lebih banyak sehingga lebih mudah menyerah.

Kedua adalah karena tidak biasa. Saat mencoba hal baru, kita harus mengerahkan lebih banyak energi sehingga jika tak ada keinginan kuat dan mencobanya perlahan, kita jadi lebih senang berada di zona nyaman.

Ketiga adalah kelelahan secara mental yang disebabkan oleh pemikiran negatif dalam pikiran kita. Padahal, hal buruk yang dipikirkan belum tentu terjadi.

Misalnya, saat pulang kerja, kita ingin mengonsumsi makanan yang sehat. Namun, karena energi yang terbatas dan terkuras karena lelah bekerja seharian, akhirnya kita mengurungkan hal tersebut dan memesan makanan junk food.

Penelitian Baumeister, dkk. (2007) menemukan seseorang yang memiliki penipisan ego cenderung membuat keputusan yang buruk atau impulsif. Terlebih, jika seseorang dihadapkan dengan banyaknya pilihan sehingga mereka harus mempertimbangkan sejumlah besar pilihan.

Itulah mengapa, ketika kondisi pengendalian diri sedang di fase rendah, kita pun akan memilih pilihan yang cepat dan sederhana.

Dengarkan informasi lengkap seputar ego depletion dalam siniar Obsesif episode “Sulit Mengendalikan Diri? Waspada Ego Depletion” dengan tautan s.id/ObsesifEgo.

Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/30/160000720/-ego-depletion-alasan-kenapa-kita-sering-gagal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke