Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Repotting Tanaman Hias di Rumah dengan Mudah

KOMPAS.com - Repotting, atau memindahkan tamanan dari pot lama ke pot baru, menjadi salah satu aspek perawatan tanaman hias yang kerap kali terabaikan.

Sebagai pemilik tanaman hias kita perlu mengetahui waktu yang tepat melakukannya untuk menjaga kesehatan tanaman.

Repotting tanaman terlalu cepat atau terlambat biasanya dapat merusak atau bahkan membunuh tanaman.

Seperti kebanyakan perawatan tanaman hias, memberikan perhatian adalah cara terbaik untuk memastikan kita melakukan hal yang benar untuk tanaman kesayangan kita.

Maka, dengan mengamati dan mempelajari sinyal-sinyal yang diperlihatkan tanaman, kita akan dapat memahami kebutuhannya dengan lebih baik dan bereaksi dengan tepat.

Tips mudah repotting tanaman hias

Repotting tanaman sebenarnya hal mudah.

Tantangannya adalah mengetahui pot apa yang akan digunakan, tanah mana yang terbaik, dan bagaimana cara mengeluarkan tanaman dari pot lamanya tanpa merusaknya.

Dikutip dari laman House Digest, berikut ini terdapat beberapa tips mudah melakukan repotting tanaman hias di rumah yang bisa kita coba.

1. Memeriksa akar tanaman

Untuk melakukannya, cabut tanaman secara perlahan dari potnya dan lihatlah seperti apa bentuk akarnya.

Jika akar-akarnya mengitari sisi-sisi pot dan kita hanya bisa melihat sedikit tanah, maka tanaman tersebut sudah siap untuk mendapatkan pot yang baru.

Atau, jika tanaman masih dalam pot pembibitan atau pot lain yang memiliki lubang drainase, kita bisa mengecek untuk melihat apakah ada akar yang menyembul keluar.

Jika ya, kita tahu sudah waktunya untuk melakukan repotting.

Perlu dicatat bahwa tidak semua tanaman keberatan diikat oleh akar- terutama ketika akar tanaman memutar-mutar pot).

Sebagai contoh, tanaman seperti ZZ dan snake plant masih bisa tumbuh subur bahkan dengan akar yang tebal.

Jadi jangan panik jika kita melihat dinding berwarna putih ketika memeriksa akar tanaman ini. Meskipun penting untuk melakukan repotting, namun ini bukan keadaan darurat.

2. Belum melihat daun baru

Ketika tanaman bahagia dan sehat, kita akan melihatnya menghasilkan banyak daun dan pertumbuhan baru.

Bahkan kaktus pun akan mengalami percepatan pertumbuhan.

Jika tanaman hias kesayangan kita berhenti menumbuhkan daun baru, mungkin ini saatnya untuk memeriksa akarnya.

Ketika sebuah tanaman melambat pertumbuhannya, itu berarti tanaman tersebut terlalu terikat pada akar dan tidak memiliki cukup tanah dan air.

Mungkin saja tanah yang ditempatinya telah kehilangan semua nutrisinya, dan membutuhkan tanah baru.

Kedua situasi ini merupakan tanda sudah waktunya untuk memindahkan tanaman ke pot yang baru.

3. Memahami kebutuhan tanah

Jika ini adalah pertama kalinya kita me-repotting tanaman hias yang kita miliki, cari tahu jenis tanah yang cocok untuknya.

Banyak tanaman tidak keberatan dengan campuran tanaman hias dalam kemasan yang bisa temukan di hampir semua pusat taman atau toko bahan makanan.

Namun, campuran yang sudah jadi ini sering kali tidak memiliki aerasi yang cukup di dalam campurannya.

Sehingga menambahkan batuan perlit atau lava ke dalam campuran tanah dapat membantu mengurangi risiko pengemasan tanah dan akar yang lembek yang pada akhirnya berubah menjadi busuk akar.

Selain itu, akar membutuhkan udara, jadi sangat penting bagi kita untuk memastikannya mendapatkan banyak oksigen.

Untuk membuat hidup lebih mudah, kita juga dapat mempertimbangkan untuk menambahkan pupuk slow release ke dalam campuran.

Saat menempatkan tanaman di pot baru, pastikan melonggarkan akarnya sebaik mungkin tanpa mematahkannya dan membuang sebanyak mungkin tanah lama.

4. Gunakan pot yang tepat

Menemukan pot yang tepat untuk menempatkan tanaman hias bisa jadi membingungkan.

Sebenarnya, tanaman apa pun dapat dimasukkan ke dalam semua jenis pot selama ukurannya tepat dan kita tahu cara menguji tingkat kelembapan tanah.

Sebagai contoh, jika kita suka menyiram tanaman secara berlebihan, itu mungkin bukan ide yang baik untuk menggunakan pot tanpa lubang drainase.

Tapi, jika kita menggunakan pengukur kelembapan dan menguji tanah sebelum menyiramnya, maka kita akan baik-baik saja menggunakan pot tanpa lubang, alias cachepot.

Apakah tanaman sebaiknya menggunakan terakota, keramik, beton, atau plastik, itu semua tergantung pada referensi pribadi kita.

Saat menyiapkan rumah baru untuk tanaman kesayangan, ada sejumlah tips yang selama ini beredar.

Ada yang mengatakan, kita harus menggoyang-goyangkannya hingga ke dasar untuk mengurangi risiko pembusukan akar tapi beberapa juga berpendapat sebaliknya.

Pada kenyataannya, jika kita mengawasi tanaman dan menggunakan pengukur kelembapan atau jari untuk menguji tanah.

Jika kita khawatir tanaman terlalu berat, maka bebatuan di dasar pot dapat membantu meringankannya.

Selain itu, meletakkan saringan kopi alami atau lembaran pengering yang sudah dipakai di dasar pot dengan lubang drainase akan mencegah tanah bocor seiring berjalannya waktu.

Jika kita membawa tanaman ke wastafel atau kamar mandi untuk menyiramnya, hal ini akan membuat wastafel dan kamar mandi lebih bersih.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/21/101308720/5-tips-repotting-tanaman-hias-di-rumah-dengan-mudah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke