Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sarapan Lebih Awal Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung

KOMPAS.com - Ada banyak cara yang bisa dilakukan demi menjaga kesehatan jantung, salah satunya memperhatikan waktu sarapan setiap hari.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, terlepas dari menu yang disantap saat pagi, waktu sarapan pertama pada awal hari dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan.

Para peneliti dari institusi riset publik INRAE, organisasi riset publik Inserm, dan Universitas Sorbonne Paris Nord di Perancis mengumpulkan data lebih dari 103.000 peserta dari kelompok NutriNet-Sante pada tahun 2009 dan 2022.

Data itu ditinjau guna memahami hubungan potensial antara kebiasaan makan, waktu makan, dan penyakit kardiovaskular.

Dilansir dari Lifestyle Asia, Jumat (5/1/2024), hasil penelitian menunjukkan, waktu makan memiliki hubungan erat dengan ritme sirkardian.

Hubungan dua hal tersebut berperan penting dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dari hipertensi, gagal jantung, penyakit katup jantung, gangguan irama jantung, hingga stroke.

Dari studi tersebut, semakin terlambat seseorang menyantap sarapan, semakin tinggi risiko penyakit kardiovaskular dengan persentase sekitar 6 persen per jam keterlambatan. Menurut para peneliti, risiko ini berlaku terutama pada perempuan.

Sebagai gambaran, mereka yang selalu sarapan pukul 09.00 pagi memiliki risiko enam persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular daripada mereka yang sarapan pukul 08.00 pagi.

Namun, bila harus olahraga di gym pada pagi hari, santaplah makanan ringan terlebih dahulu seperti pisang atau avocado toast, 20-30 menit sebelum berolahraga.

Jika merasa tubuh akan lebih baik bila berolahraga dalam kondisi puasa, dikutip dari Forbes, sarapan bisa dinikmati setelahnya.

Tak cuma waktu sarapan, studi tersebut juga menunjukkan, makan malam terlalu larut juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 28 persen.

Mereka yang makan malam pukul 21.00 atau lebih memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan malam sebelum pukul 20.00.

Temuan lain yang menarik pada studi ini juga menunjukkan, semakin lama durasi puasa atau tidak makan pada malam hari, semakin rendah pula risiko penyakit serebrovaskular.

"Temuan ini menyoroti potensi peran waktu makan dalam mencegah penyakit kardiovaskular," bunyi kutipan pernyataan dari para peneliti.

Satu alasan lain soal mengapa penelitian ini dilakukan adalah penyakit kardiovaskular menyebabkan 18 juta kematian setiap tahunnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Serangan jantung dan stroke menjadi penyebab paling umum, serta pola makan yang buruk merupakan satu faktor utama penyebab dari penyakit tersebut, selain gaya hidup tidak aktif, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Dalam waku terpisah, ahli gizi di Seattle, Amerika Serikat, dan founder klinik Total Health, Kim Larson menyampaikan bahwa melewatkan sarapan akan mengacaukan hormon rasa lapar. 

"Banyak orang merasa lapar sebelum tidur hanya karena mereka tidak makan cukup pada pagi harinya dan tubuh mereka mencoba untuk menebusnya," tutur Larson.

Tidak hanya itu, kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat mengganggu fokus, kewaspadaan, dan produktivitas. Risiko penyakit kardiovaskular dan kekurangan nutrisi juga akan meningkat seiring waktu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/05/091000120/sarapan-lebih-awal-bantu-kurangi-risiko-penyakit-jantung-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke