Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usia Berapa Anak Perlu Kontrol Rutin ke Dokter Gigi?

KOMPAS.com - Pertanyaan tentang usia berapa anak harus ke dokter gigi mungkin kerap terlintas di pikiran orangtua.

Edukasi tentang merawat gigi sejak dini dapat menjadi langkah penting dalam mendukung perkembangannya. Termasuk salah satunya rutin memeriksakan kondisi kesehatan gigi.

Selain alasan kesehatan, membangun rutinitas periksa gigi ke dokter juga untuk membuat kunjungan ke dokter gigi tidak menjadi pengalaman traumatis bagi anak, mengingat sebagian besar prosedur perawatannya kerap tampak mengerikan bagi sebagian anak.

Lantas, di usia berapa idealnya kebiasaan ke dokter gigi harus dimulai?

Usia berapa anak harus ke dokter gigi?

CEO Audy Dental, drg. Yulita Bong menyarankan, anak-anak perlu dibiasakan kontrol ke dokter gigi sejak gigi pertamanya tumbuh.

"Sejak gigi pertama sudah ada, misalnya, di usia satu tahun. Orangtua bisa bawa anak kontrol ke dokter gigi," katanya saat ditemui Kompas.com di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) ini, pemeriksaan gigi sejak awal dapat menjadi upaya preventif untuk mencegah pertumbuhan gigi abnormal pada anak.

Dalam hal ini, orangtua perlu menyadari, membawa anak ke dokter gigi tak perlu menunggu giginya bermasalah. Pemeriksaan awal saat gigi baik-baik saja pun dapat berdampak positif.

Sebab, membangun pengalaman berkunjung ke dokter gigi saat usia anak masih kecil akan memengaruhi persepsinya tentang klinik dan dokter gigi.

Sehingga, meninggalkan kesan menyenangkan menjadi penting.

"Anak bisa mendapatkan edukasi yang sifatnya menyenangkan, datang ke dokter gigi karena ada playground, bisa dapat hadiah, dan pengalaman dental checking yang tidak menakutkan," tuturnya.

Setelah kunjungan pertama, anak diimbau untuk kontrol rutin kesehatan giginya minimal enam bulan sekali.

Pada tahap ini, orangtua dapat melihat perkembangan atau fase tumbuh gigi anak agar berjalan sesuai dengan usianya.

Dokter gigi anak biasanya akan melihat apakah gigi anak tumbuh dengan normal.

Jika ada masalah, seperti gigi yang seharusnya tanggal tapi belum tanggal atau masalah pada arah pertumbuhan gigi, hal itu dapat diatasi sedini mungkin agar dampaknya tidak berkelanjutan dan menjadi lebih parah.

"Karena kebanyakan kasus gigi anak yang abnormal karena sejak awal tidak pernah dipantau atau tidak dirawat dengan baik. Kalau gigi sehat, perkembangan anak juga akan tumbuh sehat," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/16/094149820/usia-berapa-anak-perlu-kontrol-rutin-ke-dokter-gigi

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com