Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Para Kartini Jalankan Bisnis yang Ramah Lingkungan

Namun, beberapa perempuan ternyata mampu menjalankan usaha mereka dengan baik meskipun harus mengalami pasang surut terutama dalam lingkup bisnis online.

Bertepatan dengan Hari Kartini 21 April, berikut beberapa cerita para perempuan pelaku UMKM yang bergerak di bisnis ramah lingkungan.

Cerita perempuan yang bergerak di bisnis ramah lingkungan

Salah satunya yang turut membagikan cerita dalam acara yang digelar situs marketplace Tokopedia beberapa waktu lalu adalah Amanda, pendiri Klandizie yang memproduksi produk-produk ramah lingkungan.

Berawal dari ketertarikannya dnegan isu lingkungan, Amanda mendirikan bisnis kecil-kecilan untuk menjual barang ramah lingkungan preloved di marketplace.

Sesuai dengan makna di balik nama Klandizie yang berarti "good will", bisnis ini menerapkan konsep keberlangsungan dan zero waste dengan produk perlengkapan kebersihan tubuh seperti sikat gigi dan sisir dari bambu.

Menurutnya, sebelum melakukan produksi, mereka selalu melakukan riset komprehensif terlebih dahulu, terutama agar bahan yang digunakan aman bagi pelanggan dan ramah lingkungan.

"Kami berusaha mengurangi plastik berbasis minyak bumi baik pada produk maupun kemasan, serta bahan yang digunakan mayoritas berasal dari Jawa Barat. Kami juga memberdayakan perajin dari Bandung, Cimahi dan Banten," katanya dalam konferensi pers virtual Tokopedia, Jumat (19/4/2024).

Selain Amanda, inisiatif untuk menjalankan bisnis yang ramah lingkungan juga dilakukan oleh seorang perempuan bernama Sandra Djajadisastra.

Pada 2021, Sandra mulai mengembangkan brand Serenitree dan pada Januari 2023 meluncurkan produk pertamanya, yaitu sabun mandi dan body lotion.

Produk-produk tersebut menggunakan bahan organik yang dikhususkan untuk orang-orang dengan masalah kulit yang sensitif.

Sandra mengaku membuat usaha ini mempermudah lebih banyak orang yang juga memiliki masalah kulit sensitif untuk mendapatkan perawatan tubuh yang tepat.

"Makanya, dalam menghasilkan produk, kami menggunakan bahan alami seperti minyak kelapa, ekstrak sereh, kunyit putih, kelor, dan masih banyak lagi," terangnya.

Untuk kemasan Serenitree, Sandra mengatakan tidak menggunakan seal plastik dan dapat didaur ulang agar lebih ramah lingkungan.

Saat ini, Serenitree juga sudah memiliki pabrik sendiri yang memberdayakan puluhan karyawan, termasuk para perempuan.

Baik Amanda dan Sandra mengatakan bahwa pemilihan bahan baku menjadi tantangan tersendiri dalam menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan.

Menurut Sandra, karena produknya semua tidak ada yang memakai bahan kimia yang keras, maka perlu waktu yang cukup panjang untuk riset dan mencobanya secara langsung.

"Jadi kami memang lebih banyak menggunakan ekstrak-ekstrak yang diproduksi atau ada di Indonesia. Beberapa bahan baku juga diambil secara lokal yang sudah kami lakukan pengetesan dulu apakah benar-benar bermanfaat," jelas dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/21/161100020/cerita-para-kartini-jalankan-bisnis-yang-ramah-lingkungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke