Direktur Eksekutif Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila F Moeloek menerangkan, kekurangan gizi juga memengaruhi perkembangan otak.
“Memang ada hubungan antara prestasi akademik dengan kekurangan gizi pada anak, terutama di usia sekolah,” jelas dia dalam media briefing terkait pemenuhan gizi anak SD di Beautika Restoran, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Artinya, pemenuhan gizi seimbang sangat diperlukan, agar anak mampu berprestasi secara akademik. Apalagi, keduanya berkaitan dengan working memory, atau memori kerja.
Working memory adalah sistem kognitif yang memungkinkan seseorang untuk menyimpan dan memproses informasi dalam waktu singkat.
Anak dengan daya tangkap informasi yang cepat mampu mengambil solusi terhadap sesuatu, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan.
Kekurangan gizi dan perkembangan otak
Kekurangan gizi, terutama protein, zat besi, dan yodium, dapat memengaruhi perkembangan otak anak.
“Kekurangan zat besi, misalnya, berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, memori, dan kemampuan anak untuk berkonsentrasi,” kata Nila.
Hasilnya, anak-anak memiliki working memory yang rendah. Mereka berpotensi kesulitan untuk belajar, menangkap informasi yang dipaparkan oleh gurunya, serta menyimpan dan memproses informasi dalam waktu yang bersamaan.
Dengan demikian, prestasi akademiknya terdampak secara negatif.
Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyampaikan, bahwa kekurangan gizi mengganggu kinerja mental anak.
“Sehingga anak-anak tidak mampu berkonsentrasi dengan baik selama proses pembelajaran,” ujar Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2014-2019 ini.
Dampak lainnya adalah anak cenderung lebih mudah lelah, kurang energik, dan memiliki masalah perilaku yang dapat menganggu proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memenuhi asupan gizi anak, khususnya saat momen sarapan.
Orangtua bisa mengutip pedoman makan “Isi Piringku” dari Kemenkes untuk memastikan sarapan anak memiliki nutrisi yang seimbang.
Artinya, dalam satu piring terdapat makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, lauk pauk berupa protein hewani dan/atau nabati, serta buah dan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral.
“Working memory adalah indikator penting anak sekolah yang kritikal untuk belajar, tetapi sangat mudah terpengaruh oleh status gizi dan asupan,” pungkas Nila.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/10/23/190020220/hati-hati-kekurangan-gizi-pengaruhi-perkembangan-otak-anak