Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Diet Puteri, Berhasil Turunkan Berat Badan 21 Kg Pasca-Kehamilan 

KOMPAS.com – Setiap orang memiliki alasan berbeda-beda untuk melakukan diet. Termasuk Puteri, seorang ahli gizi sekaligus dietitian yang memutuskan untuk diet paska kenaikan berat badan yang drastis ketika hamil.

Setelah melahirkan, Puteri menghadapi tantangan besar dalam hal berat badan. Sebelum hamil, beratnya sekitar 62 kg.

Namun, selama kehamilan, berat badannya naik hingga mencapai 83 kg, dan setelah melahirkan pun hanya sedikit berkurang. 

“Jadi anaknya udah lahir, terus kayak cuma berkurang dikit banget berat badannya,” ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (6/11/2024).

Dengan tinggi badan 157 cm, kenaikan berat badan ini membuat Puteri merasakan perubahan drastis.

Puteri merasa kurang nyaman, karena tubuhnya terasa jauh lebih berat dan energinya cepat terkuras untuk aktivitas sehari-hari.

Akhirnya, ia memutuskan untuk menjalani diet. Namun, ternyata luka paska operasi sesar membuatnya tidak bisa olahraga selama tiga bulan. Ia hanya berjalan ringan.

“Itu juga enggak boleh terlalu kecapekan, karena takut luka pas cesarnya kenapa-napa,” ungkap Puteri. 

Namun, meski sudah melakukan jalan kaki, perubahan signifikan pada berat badan tak kunjung terasa.

Hal tersebut membuat Puteri semakin termotivasi untuk mengatur pola makan dan olahraga setelah masa pemulihan.

“Jadi aku kaya makin ke-trigger kaya ‘wah gue harus ngatur makan, ngatur olahraga’,” jelas Puteri. 

Namun, kesibukan sebagai working mom yang mengurus newborn membuatnya tidak memiliki waktu untuk berolahraga. 

Dukungan dari suami akhirnya menjadi titik balik bagi Puteri. Suaminya dengan penuh perhatian mengingatkannya untuk kembali ke berat badan idealnya, demi kesehatannya dan kepercayaan dirinya. 

Sebagai seorang ahli gizi, Puteri merasa dorongan ini menjadi motivasi tambahan untuk mengembalikan bentuk tubuh idealnya dan menunjukkan kepada klien, ia mampu menjaga kesehatannya sendiri.

“Terus aku juga merasa, aku kan ahli gizi, gimana aku mau dapat kepercayaan klien. Kalau misalnya badan aku aja masih segini,” pungkas Puteri.

Secara perlahan, Puteri mulai membenahi pola makannya dan berolahraga, agar tubuhnya tetap aktif. 

Menjaga pola makan

Puteri mulai menjaga pola makannya dengan melakukan intermittent fasting.

Alih-alih melakukan puasa dengan jendela makan sempit, ia memilih pola 16 jam puasa dan 8 jam makan, karena memiliki riwayat asam lambung. 

Puteri memulai jendela makannya pada siang hari, mengonsumsi nasi, lauk, dan sayur pada jam makan utama. Untuk camilan, ia memilih buah atau makanan ringan seperti siomay dan dimsum dalam porsi kecil. Kemudian ia akan makan malam di jam 6 atau jam 7 malam.

Selain intermittent fasting, Puteri juga mengatur asupan kalorinya. 

“Misalnya aku kebutuhannya dua ribu, tapi aku cutting per hari 500, jadi aku cuma makan 1.500 kalori,” jelasnya.

Metode ini membantunya menjaga porsi makan. Ia juga memilih jenis makanan yang lebih sehat, termasuk memilih metode pemasakan yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus.

Rutin berolahraga

Dalam hal olahraga, Puteri mencoba memenuhi anjuran Kementerian Kesehatan untuk berolahraga 150 menit per minggu dengan jadwal yang disesuaikan. 

Ia rutin nge-gym 3-4 kali seminggu selama 30 menit, berenang sekitar 45 menit hingga satu jam setiap akhir pekan, dan sesekali mengikuti latihan Muay Thai.

Konsistensi Puteri dalam menjalankan diet dan olahraga membuahkan hasil yang signifikan.  Selama delapan bulan, berat badannya turun 21 kg, dan kini ia berada di angka 62 kg. 

Manfaatnya bukan hanya dari segi penurunan berat badan, tetapi juga dari segi kesehatan dan kenyamanan fisik.

Puteri merasa lebih fit, lebih fokus dalam bekerja, dan tak lagi mudah lelah. Bahkan saat menjalankan ibadah, ia merasakan tubuhnya lebih nyaman dan stabil.

Pasalnya, ketika berat badannya masih tergolong obesitas, Puteri kerap merasa kesulitan untuk melakukam sholat.

“Itu dengkul, sakit banget ketika sujud dan ruku. Kaki sering gemeteran, dan ngos-ngosan, pengap, bahkan melakukan gerakan sholat aja aku pengap,” jelas Puteri. 

Namun, setelah berhasil diet hal-hal yang mengganggu tersebut menjadi hilang.

Sebagai ahli gizi, ia juga merasa lebih mudah mendapatkan klien setelah menjalani diet. 

“Karena kalau misalnya ada klien yang mau sama aku, aku udah menerapkan ini ke diri sendiri. Jadi udah ada bukti nyatanya, langsung diri sendiri,” tutup Puteri. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/09/121100820/cerita-diet-puteri-berhasil-turunkan-berat-badan-21-kg-pasca-kehamilan-

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com