KOMPAS.com - Hingga kini masih ada orang yang meyakini, bahwa bayi perlu diberi kopi agar tidak epilepsi.
Menurut mereka, epilepsi dapat dikendalikan dengan baik berkat kandungan kafein dari kopi.
Namun, dr. Putri Auliya, dokter spesialis saraf di RS Islam Ibnu Sina Pekanbaru, membantah anggapan tersebut.
Justru ia menegaskan, kandungan kafein dapat meningkatkan risiko terjadj kejang.
“Kafein pada kadar tertentu malah akan meningkatkan risiko kejang,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Senin (10/3/2025).
Ia menjelaskan, kafein memiliki efek stimulasi pada sistem saraf pusat.
Stimulasi itu dapat memicu aktivitas listrik berlebihan di otak dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang.
“Karena kafein dapat menjadi stimulan,” kata Putri.
Pada kadar rendah, pasien diperbolehkan untuk mengonsumsi kafein.
Namun, bagi bayi dan anak-anak, konsumsi kafein sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu perkembangan sistem saraf mereka.
“Pada kadar rendah, kafein tidak bermasalah bila dikonsumsi oleh pasien kejang. Jika berbicara tentang bayi, pemberian kafein tidak diizinkan,” jelasnya.
Selain memengaruhi perkembangan saraf, kafein dapat meningkatkan detak jantung dan menyebabkan tidur bayi terganggu.
Bayi juga akan merasa cemas dan gelisah akibat efek stimulasi dari kafein.
“Karena kafein dapat meningkatkan agitasi atau kecemasan serta akan mengganggu tidur bayi,” kata Putri.
Oleh karena itu, dokter menyarankan agar orangtua tidak memberikan kopi kepada bayi.
Alih-alih membuat bayi terhindar dari epilepsi, memberikan kopi justru dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan bayi.
Jika terdapat kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan bayi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau pihak medis.
“Sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter dan memberitahu masalahnya, jangan asal melakukan tindakan yang belum tentu benar,” ujarnya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/21/090300020/bayi-diberi-kopi-untuk-mencegah-epilepsi-mitos-atau-fakta-