Rambut Beruban Sebelum Umur 30 Tahun, Apakah Normal?

JAKARTA, KOMPAS.com – Rambut beruban identik dengan proses penuaan. Namun, tak sedikit orang yang mulai melihat helai-helai rambut putih di usia muda, bahkan sejak awal usia 20-an. 

Fenomena ini kerap menimbulkan kekhawatiran, terutama karena munculnya uban sering dianggap sebagai tanda tubuh mulai menua lebih cepat.

Lalu, apakah rambut beruban di usia muda merupakan hal yang normal?

Menurut Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika dr. Arini Widodo, SM, Sp.DVE, munculnya uban sebelum usia 30 tahun bisa dikategorikan sebagai uban prematur.

Namun, kondisi ini tidak selalu menandakan gangguan kesehatan serius, jika tidak diimbangi dengan gejala kesehatan lainnya. 

“Secara medis, rambut beruban sebelum usia 30 tahun dikategorikan sebagai kondisi premature canities atau uban prematur,” ujar Arini kepada Kompas.com saat ditemui di Jakarta Utara, Kamis (17/7/2025).

Dokter lulusan Harvard itu menjelaskan, uban terjadi karena berkurangnya produksi melanin, pigmen alami yang memberikan warna pada rambut. 

Saat sel melanosit di folikel rambut tidak lagi memproduksi cukup melanin, rambut pun akan tumbuh putih atau keabu-abuan.

Salah satu faktor pemicu munculnya uban di usia muda karena faktor genetik atau keturunan.

“Penyebab utama uban adalah genetik. Jika orangtua kita mengalami uban dini, kemungkinan besar kita pun akan mengalaminya,” jelasnya.

Namun, selain faktor keturunan, gaya hidup juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan uban. 

Ia mengimbau, paparan stres berkepanjangan, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin B12, merokok, dan gangguan autoimun turut dikaitkan dengan munculnya uban dini.

Arini megatakan, hingga saat ini belum ada terapi yang terbukti efektif untuk mengembalikan warna hitam alami rambut yang sudah beruban secara permanen. 

Meski begitu, ada beberapa upaya dapat dilakukan untuk memperlambat kemunculannya.

“Pencegahan lebih difokuskan pada mengelola gaya hidup sehat. Perbanyak asupan antioksidan, cukupi kebutuhan vitamin, hindari stres berlebih, dan berhenti merokok,” saran Arini.

Ia menambahkan, beberapa perawatan seperti stem cell, terapi peptida, dan exosome tengah dikaji lebih lanjut untuk melihat potensi mengembalikan pigmen rambut.