JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Isyana Sarasvati menjadikan musik sebagai wadah untuk journaling. Ia pun bisa menyalurkan seluruh emosi yang sudah terbendung agar dirinya tidak “meledak”.
Saat menghadiri acara “Need a Hand #HidupmuBerarti” di Studio 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat, penyanyi 32 tahun ini mengungkapkan tidak akan selamat sampai hari ini tanpa musik.
“Alhamdulillah aku mendapatkan medium terbaik buat mencurahkan tangki emosional yang sudah penuh, ‘bensin’ yang sudah penuh, jadi belum pernah sampai ‘meledak’,” ucap Isyana di lokasi pada Minggu (28/9/2025).
Isyana mengungkapkan, sejak masih kecil, ia adalah pribadi yang sangat tertutup. Ia tidak mudah dan tidak bisa terlalu menceritakan hal-hal personal ke orang lain secara verbal.
Meski begitu, Isyana menemukan ruang ekspresi lain yang menyelamatkan jiwanya yaitu musik. Setiap kali merasa senang, Isyana selalu bermain piano. Begitu pula ketika ia sedang marah.
“Orangtuaku sadar akan itu, dan memberikan dukungan untuk anaknya mengeluarkan semuanya lewat musik,” ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, Isyana selalu mengikuti les belajar alat musik atas kemauannya.
Semakin mahir ia bermain musik, semakin Isyana menyadari bahwa ia bisa mengeluarkan semua perasaan yang dipendam lewat musik. Hal itu masih berjalan hingga ia menjadi seorang penyanyi profesional.
“Aku bisa mengeluarkan hal-hal yang aku pendam semuanya ke musik. Aku merasa bersyukur karena punya support system yang sangat baik yang memfasilitasi aku,” ucap Isyana.
Bagi pelantun "Anganku Anganmu" ini, musik lebih dari sekadar karya seni. Ia sudah menganggap musik sebagai mekanisme untuk bertahan hidup ketika beban mental sudah terlalu berat.
Dari semua hal yang ia lakukan, seperti melamun dan bermain gim, musik adalah coping mechanism terbaik baginya. Bahkan, menulis lagu menurutnya sama seperti orang-orang sedang menulis diary atau journaling.
“Musik membuat jiwa dan batinku menjadi lebih ringan. Aku merasanya, saat journaling melalui musik, ada dialog yang akhirnya suka jadi ada jawaban, pemahaman, dan kesadaran tentang diriku sendiri yang bikin aku jadi lebih mengenali diriku,” jelas Isyana.
Hidup tak semulus jalan tol
Melalui refleksi yang didapat dari menulis lagu, Isyana semakin paham bahwa hidup tidak akan pernah semulus jalan tol.
Ia menjadi lebih terbuka dan menerima bahwa hidup selalu ada naik turunnya seperti roller coaster.
“Kita enggak apa-apa banget terluka, itu bukan sesuatu yang harus kita hindari tapi yang harus kita berani untuk lewati, kita berani buat bangkit dari keterpurukan. Dari situlah kita belajar kehidupan yang utuh,” kata Isyana.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/01/193500620/isyana-sarasvati-journaling-lewat-musik-sulit-terbuka-dengan-perasaan