Penuh Tantangan
Produser film Laskar Pelangi, Mira Lesmana dan sang sutradara, Riri Riza mengakui tidak mudah memindahkan cerita dari 529 halaman novel ke medium layar lebar atau film.
Alasan itu pula yang akhirnya memuat kedua sineas muda Indonesia ini terus-menerus melakukan perbaikan pada skenario hingga akhirnya naskah draft ke-11 diserahkan ke Andrea Hirata.
Mira mengungkapkan proses bedah naskah itu memerlukan waktu hampir satu tahun lamanya. Penulisan naskah dilakukan Salman Aristo yang sebelumnya menulis naskah film adaptasi novel islami berjudul Ayat-ayat Cinta dan film remaja Jomblo.
Salman mengungkapkan tantangan terbesar dalam penggarapan naskah novel Laskar Pelangi adalah struktur cerita yang melompat-lompat, sedangkan ia bekerja dengan batasan durasi film.
Tantangan berikutnya, menurut Mira, adalah menemukan anak-anak yang akan berperan sebagai anggota Laskar Pelangi. Proses pemilihan pemain dimulai Desember 2007 dan selesai pada Maret 2008.
Melalui Ismoyo, pembuat film lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang berasal dari Belitung, maka proses pemilihan pemain mulai dilakukan di sekolah, pasar, dan tempat keramaian dengan fokus di daerah Tanjung Pandang, Manggar dan Gantong.
"Proses pemilihan pemain ini dilakukan tanpa ada pengumuman sebelumnya, Ismoyo yang berkeliling mencari anak-anak itu dan melatih mereka untuk berdialog dan membaca naskah," ujar Mira.
Ia melanjutkan, ada banyak kenangan manis bersama anak-anak Belitung tersebut selama proses syuting. Ada anak-anak yang datang naik sepeda, bahkan ada yang masuk ruang casting dengan baju basah karena keringat habis main bola.
"Rasa ingin tahu mereka sangat besar walau mungkin karena tidak satu pun dari mereka pernah masuk bioskop, sama sekali tak tersirat adanya keinginan menjadi bintang film," ujar Mira menjelaskan.