Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Cara Agar Donor Darah Menjadi Kesadaran

Kompas.com - 13/09/2009, 19:28 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Seringnya pemberitaan bahwa Palang Merah kekurangan stok darah, mestinya direspons masyarakat secara konstruktif, yakni dengan berinisiatif mendonorkan darah. Sayangnya, masyarakat masih enggan, dan baru melakukan saat keadaan terpaksa. Perlu dicari cara agar donor darah menjadi kesadaran bersama.

"Ketika ada saudara atau kerabat membutuhkan darah karena kecelakaan atau hendak operasi, biasanya baru mau donor," ujar Kepala Divisi Komunikasi PMI Pusat Aswi Reksaningtyas, di sela-sela pelatihan diseminator kepalangmerahan untuk para relawan PMI, di PMI Cabang Kota Yogyakarta.

Kondisi seperti itu, lanjutnya, selalu terjadi tanpa ada kesadaran bahwa donor daerah mestinya bisa rutin dilakukan, setidaknya tiga bulan sekali. Dengan mendonorkan darah secara rutin, tubuh justru segar karena terjadi regenerasi sel daerah.

"Banyak hal menjadikan masyarakat tak mau donor darah. Yang berat badannya kurang dari 40 kg tak disarankan donor daerah. Sedangkan yang berat badannya mencukupi, takut diambil darahnya. Yang masuk kategori dua kelompok ini, sangat banyak," ucapnya.

Belum lagi ditambah mereka yang sebenarnya mau, namun tekanan darahnya terlalu rendah, sehingga tak bisa diambil darahnya. Sehingga tak heran jika PMI yang tersebar di 430 kabupaten/kota se-Indonesia selalu punya cerita kekurangan stok darah.

Melalui PMI di daerah dan para sukarelawan PMI, mesti dicari cara berkomunikasi dan kegiatan yang cocok sehingga muncul kesadaran untuk donor darah. Pelajar dan mahasiswa adalah sasaran yang mestinya bisa diambil. Banyak upaya menjaring dengan langsung mendatangi sekolah, namun hasilnya tetap belum maksimal.

Aprila Puspitasari, Humas PMI DIY menambahkan, donor darah hanya tugas titipan pemerintah ke PMI dan PMI ditunjuk sebagai koordinator. Ini berarti tidak tepat jika urusan stok darah ditimpakan ke PMI. Tugas utama PMI adalah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, penanggulangan bencana alam, pelayanan kesehatan, dan pembinaan Palang Merah Remaja (PMR).

Setiap donor, darah hanya diambil sekitar 300 cc. Menurut Aswi, reaksi awal tubuh memang sedikit lemas. Namun tubuh punya mekanisme memproduksi darah, sehingga rasa lemas itu hanya dialami 2-3 jam. Pada sebagian orang memang merasa hampir pingsan. Namun dengan langsung makan, masalah itu bisa teratasi.

"Yang penting adalah, saat donor badan tidak boleh meriang. Kalau hanya pilek dan batuk, tanpa demam, bisa kok donor darah," ujarnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com