Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreatif dengan Sepatu Lukis

Kompas.com - 07/03/2011, 09:08 WIB

KOMPAS.com - Dulu mereka tidak puas dengan desain sepatu yang mereka beli. Dulu mereka juga mengeluhkan ketidaknyamanan alas kaki. Ketidakpuasan dan keluhan itu berubah menjadi kreativitas dan bisnis.

Dua bersaudara Andina Irvani (20) dan Nerissa Arviana (22) adalah orang-orang yang jeli melihat adanya peluang bisnis dengan kreativitas mereka. Andina dan Nerissa, yang biasa disapa Dina dan Icha, berbisnis sepatu unik yang motifnya dilukis melalui situs www.sepatulukis.com dan Twitter @slight_shoes.

Sepasang sneakers polos yang dilukis Dina, Agustus 2008, menjadi awal bisnis sepatu Spotlight. Dina, yang mahasiswi Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara, ini melukis sneakers dari kanvas putih, atas permintaan Icha, dengan gambar anjing berbadan panjang yang gambarnya menyambung dari sepatu kiri ke kanan. Tak heran kalau gambar di sepatu kiri dan kanan pun berbeda.

”Ternyata sepatu yang dilukis Dina disukai teman-teman kuliah saya. Waktu banyak teman yang bertanya, insting bisnis saya keluar,” kata Icha, yang saat memulai bisnis masih kuliah di Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung.

Melihat peluang tersebut dan dengan modal Rp 1,5 juta, Icha dan Dina menjual sepatu lukis. Memanfaatkan teman-temannya yang jago melukis, Dina meminta bantuan mereka. Promosi dilakukan melalui blog yang akhirnya membuat sepatu lukis makin dikenal banyak orang.

Makin dikenal, pesanan pun semakin banyak. Dina dan Icha, yang menjalankan bisnis sambil kuliah, kewalahan. Icha harus selalu menyempatkan pulang ke Jakarta setiap akhir pekan untuk mengerjakan pekerjaan terkait promosi dan keuangan. Sementara Dina bertanggung jawab atas desain.

Untuk memperlancar bisnis, mereka memutuskan mencari pekerja pada Desember 2008. ”Kami meminta bantuan Pak RT untuk mencarikan orang di sekitar sini yang bisa melukis. Akhirnya ada tukang ojek, tukang bangunan, sampai penganggur yang jago lukis. Saat ini, kami punya lima orang yang membantu melukis dan satu orang yang membantu dalam pemesanan sehari-hari,” tutur Dina.

Sebagai bagian dari persaingan bisnis dengan usaha sejenis, Dina dan Icha tak hanya melukis di sepatu model sneakers yang mereka beli. Sejak pertengahan tahun 2009, mereka mendesain sendiri sepatu yang bergaya lebih modis, seperti boots dan wedges, untuk kemudian dibuatkan oleh perajin sepatu di Bandung. Sepatu-sepatu yang bermodel lebih modis tersebut digolongkan ke dalam kategori premium.

”Napaktilas”
Kreativitas seputar alas kaki juga datang dari Dian Herdiany (35) yang membuat sandal tali Napaktilas. ”Saya adalah penggemar sandal tali. Berdasarkan pengalaman, saya sering kesulitan mendapatkan sandal yang nyaman dipakai, tanpa melukai kaki. Makanya, sekarang saya buat sandal seperti ini,” kata Dian.

Seperti halnya Dina dan Icha, Dian Herdiany juga memilih jalur online untuk memperkenalkan desain sandal tali yang bisa dibuat sendiri pemakainya melalui http://tokonapaktilas.wordpress.com. Dian juga memanfaatkan orang sekitar untuk membuat sandal tali. Untuk menjahit tali dari kain katun yang panjangnya 1,2 meter, 1,5 meter, dan 2 meter, Dian meminta bantuan dari tukang jahit keliling.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com