Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Rp 25 Juta Buka Usaha Florist 24 Jam

Kompas.com - 15/09/2011, 14:11 WIB

Dalam menjalankan bisnis ini, ada dua hal yang paling menjadi perhatiannya, yaitu pelayanan dan jasa. Bagi Irma, di sinilah letak kekurangan jasa florist selama ini. “Bisnis florist adalah bisnis yang tidak mengenal waktu karena menjual momen dan perasaan yang muncul ketika itu. Sebuah momen kan tidak bisa ditunda,” ujar Irma.

Hal tersebut memicunya menciptakan konsep baru, yaitu order dan peng­antaran 24 jam. Karena sudah berani menghadirkan konsep 24 jam, Irma ha­rus komit dengan keputusannya. Ia ha­rus mencari kurir yang siap sedia 24 jam. Pada jam satu dini hari pun bunga tetap harus bisa diantar jika memang itu yang diminta klien.-

Tidak hanya kurir yang siap sedia 24 jam, Irma pun demikian sebagai sang perangkai bunga. Ia akan mengerjakan pesanan jam berapa pun. Hal ini se­ring terjadi jika ada permintaan rangkai­an bunga untuk menyatakan dukacita. "Itu sebabnya telepon saya juga selalu aktif,” kata Irma.

Karena melayani 24 jam, tentunya Irma harus siap dengan segala bentuk kondisi dan situasi, termasuk cuaca. Irma juga merasa beruntung memiliki armada-armada operasional yang siap mengangkut rangkaian bunganya kapan saja, terutama di musim hujan. Selain mempunyai mobil operasional, Irma memiliki kurir motor untuk mengantar pesanan mendadak. Ia juga bekerja sama dengan beberapa tukang ojek di Pasar Rawabelong. Setelah Irma memesan dari supplier di pasar melalui telepon, tukang ojek langganan akan mengantar pesanan bunga tersebut ke rumah Irma.

Selalu berinovasi
Irma juga melakukan banyak inovasi. Misalnya pada perayaan Hari Valentine, ia melengkapi rangkaiannya dengan menambahkan sekotak cokelat atau kue. Ia rajin membuka arsip-arsip pesanan. “Jika tahun lalu klien pernah pesan bunga ulang tahun, saya akan mengingatkan, apa­kah me­reka mau pesan lagi tahun ini,” ujarnya.

Untuk rangkaian bunga meja, Irma mematok harga Rp 350 ribu – 500 ribu, termasuk ongkos kirim. Untuk dekorasi ruangan, harga yang ditawarkan mulai dari Rp 5 juta, sementara bunga papan dihargai mulai dari Rp 500 ribu. Semua bunga adalah bunga segar yang langsung Irma beli begitu order diterima. Irma sangat bersyukur karena saat ini sudah ada berbagai perusahaan besar yang menjadi kliennya. Ia rutin mendapat order rangkaian bunga untuk perkantoran, hotel, acara-acara pernikahan, dan yang lainnya.

Saat ini ia mempunyai tujuh karya­wan yang bekerja sebagai administrasi, asisten, dan kurir. Dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 100 juta! Bisnisnya ini sudah bisa memberi Irma tiga rumah dan tiga mobil. “Padahal dulu sebagai sekretaris gaji saya hanya Rp 2 juta per bulan,” kenang Irma.

Ia mengatakan, salah satu rahasia keberhasilannya adalah memiliki ke­sabaran, terutama soal pembayaran. “Biasanya, pembayaran baru diterima se­minggu atau se­telah bunga diantar. Saya harus siap punya piutang. Kepuasan klien yang utama," ujarnya menutup pembicaraan.
 
(Ira Nursita/Fransiska Rismartanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com