Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Terbius" Nikmat Kopi Kedai Lokal

Kompas.com - 23/09/2011, 19:01 WIB

”Karena secara historis, kita memang daerah koloni. Kita hanya penghasil, yang menghasilkan kopi hanya untuk memenuhi kebutuhan Barat. Masyarakat di daerah penghasil sendiri tidak tahu seperti apa rasa kopi yang terbaik. Sampai sekarang, kopi grade 1 di sana habis dibawa ke luar negeri,” kata Yaya.

Berangkat dari demam ngopi di kampungnya itu, Yaya lalu menghadirkan khusus kopi susu di Waddaddah. Akhir tahun ini, Yaya bahkan berencana membuka kedai serupa di Jakarta. Tetap fokus di penyajian ala kopi susu. Penyeduhan kopi diproses mirip ala kopi turki yang direbus, namun menggunakan alat penyaring kain selama proses perebusan kopi.

Dari pilihan cara penyeduhan kopi ini, napas kelokalan dikukuhkan. Kopi nikmat tak melulu espresso. Seperti sikap komunitas pencinta kopi yang tertuang dalam situs philocoffeeproject.wordpress.com: ”Kami menolak espressoisme.” ”Espressoisme” yang dimaksud adalah peletakan pakem bahwa tiada kenikmatan kopi di luar espresso berikut turunannya.

Di Jakarta pun, penyajian kopi selain berbasis espresso bisa dijumpai di kedai-kedai kopi lokal. Mulai dari diseduh secara tubruk, pour-over, syphon, aero press, french press, ataupun moka pot bisa dijumpai. Kedai Kopi Javva di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, misalnya, dengan tegas hanya menyajikan kopi yang diseduh secara pour-over dan syphon. Pour-over ini sederhananya semacam penyeduhan kopi dengan menyaring dan meneteskan ekstrak kopi secara perlahan. Sementara syphon yaitu alat penyeduhan kopi dengan tenaga panas uap air, yang banyak diminati di Jepang.

Banyak jalan menikmati kopi, tanpa harus terbelenggu pada pakem-pakem yang dihomogenisasi oleh selera penguasa modal. Begitu pula dengan kopi berkualitas, tak melulu lagi hanya ada di kedai internasional. Jadi, mari kita terbius bersama di kedai kopi lokal.... (XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com