Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menabung, Baik untuk Diri Sendiri dan Negara

Kompas.com - 23/11/2011, 13:30 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menabung tentu memberikan kebaikan bagi diri sendiri. Dengan tabungan, kita terbantu dalam mengatur keuangan. Tabungan bisa membantu kita lebih efisien dalam pengeluaran dan membantu mencapai apa yang direncanakan untuk masa depan. "Secara mikro, individual, kita ingin mendorong suatu kebudayaan atau kebiasaan yang baik," sebut Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad dalam konferensi pers kampanye Bersama Perbankan Nasional "Sambut Hari Depan Terencana, Ayo Menabung" di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (23/11/2011).

Selain ini, ia juga menyebutkan, gerakan menabung baik juga untuk ekonomi makro dan sektor perbankan. Terlebih lagi, rasio tabungan terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia masih perlu didorong. "Dalam hal ekonomi makro, ini juga ada hubungannya dengan mobilisasi dana sehingga mobilisasi dana itu bisa lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi yang lebih produktif," tambah Muliaman.

Dia melanjutkan, dalam hal perbankan, dengan tabungan, bank diberikan kesempatan untuk mengelola dana secara lebih baik. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) beserta perbankan membentuk kelompok kerja dalam membahas segala macam kebijakan terkait inklusi finansial (financial inclusion).

Apa maksudnya inklusi finansial ini? Maksudnya, mendekatkan masyarakat dengan sistem keuangan, yakni melalui kepemilikan rekening tabungan. Untuk menggencarkan maksud ini, BI beserta perbankan sudah memulai dan akan terus melanjutkan pemberian edukasi perbankan kepada masyarakat. "Sebab kalau sudah paham dia (masyakarat) bisa berhubugan dengan bank, bisa dekat dengan bank," ungkapnya.

Mempertemukan calon nasabah dengan perbankan

Edukasi merupakan salah satu bentuk upaya BI dalam mewujudkan inklusi finansial. Dalam rentang tahun 2011-2015, BI dan perbankan akan memberikan edukasi kepada para pelajar dan pramuka, tenaga kerja Indonesia (TKI), masyarakat umum, koperasi dan usaha kecil dan nenengah (UKM), petani dan nelayan, hingga pekerja pabrik. "Prioritas terhadap TKI dan keluarganya di pusat-pusat pendidikannya. Jadi, bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi," sebut Muliaman.

Ia pun mengingatkan edukasi ini bukan hanya untuk rakyat kecil. Ini juga akan diperuntukkan bagi para investor karena produk keuangan berkembang sangat cepat. Dengan begitu, butuh pemahaman lebih terhadap setiap produk. Ia pun menyebutkan 3P, yakni 'pahami' manfaatnya, 'pastikan' risikonya, dan 'perhatikan' biayanya dalam melihat suatu produk keuangan. "Jangan kemudian tetangga beli (suatu produk), kita ikut beli," ucapnya.

Tidak hanya edukasi, Muliaman menyebutkan ada faktor eligibilitas. Maksudnya, banyak masyarakat yang tidak paham kenapa akses perbankan tidak terbuka baginya. Makanya, BI melakukan banyak program pendampingan kepada masyarakat. Menurutnya, terkadang masyarakat tidak tahu bahwa usaha yang dijalankannya itu feasible, tetapi ternyata tidak bankable hanya karena belum punya keuangan yang rapi. "Kami bantu dia dengan menjadikan dia jadi bankable," ujar dia.

Akses perbankan kepada masyarakat ini juga bisa terkendala jarak. Dengan ini, BI akan berupaya menyiapkan branchless banking yang didukung oleh teknologi (IT), sedangkan untuk pihak perbankan, BI akan melihat mana regulasi yang masih menghambat. Muliaman pun berharap pihak perbankan pun bisa membantu dengan ikut membina nasabahnya. Menurut dia, sudah ada perkembangan tentang ini. Ada bank yang pada hari Sabtu-Minggu mengadakan kelas-kelas pembinaan untuk memperbaiki kapasitas nasabahnya."Dia (bank) tidak hanya menawarkan kredit, tetapi juga bagaimana kredit itu dikelola dengan baik," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com