Setiap anggota diminta selalu membawa magnet di sepeda motor. Namun, di daerah rawan, magnet kecil tidak cukup.
Dia merangkai 15 magnet bekas audio menjadi deretan magnet sepanjang 1,5 meter. Dengan alat ini hanya butuh waktu 15 menit penyapuan paku. Namun, alat ini beratnya 10 kg dan makin berat saat paku yang terjaring sebanyak 6-7 kg.
Di sentra sebaran paku, seperti di Jalan Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, komunitas ini berkejaran dengan paku. Setelah sampai di ujung jalan, paku sudah bertebaran di belakangnya.
Pekerjaan sindikat penyebar paku bisa terlihat dari jenis paku yang disebar. Di Jalan Medan Merdeka Utara, mulai dari depan Mabes TNI Angkatan Darat, Istana Merdeka, hingga Jalan Majapahit, paku yang disebar berukuran 3 cm dan berwarna hitam karena bekas dibakar.
Di kawasan Galur hingga underpass Senen, paku yang disebar berukuran 2-3 cm. Di Cakung atau Harapan Indah, Bekasi, ”ranjau” yang disebar bukanlah paku, tetapi guntingan rangka payung yang ditajamkan.
Tebaran paku tidak luput dari perhatian polisi. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas mengatakan, pihaknya tengah memodifikasi dua mobil untuk membersihkan jalan dari paku atau besi tajam lainnya.
Operasi ranjau paku juga dilakukan tahun 2011 meskipun hasilnya tidak sebanyak hasil komunitas Saber. Selain paku reng, polisi juga mendapati paku payung, mur/baut, paku ulir, dan potongan rangka payung.
Kepala Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Ajun Komisaris Besar Yakub D Karyawan menambahkan, ada beberapa penebar paku yang tertangkap dan terindikasi bekerja sama dengan tukang tambal ban. ”Namun, ini bukan berarti kami menyamakan semua tukang tambal ban,” katanya.
Paku tidak hanya membuat ban bocor, tetapi membahayakan keselamatan pengendara, terutama sepeda motor. Johan Fillix Tuilan (52) menjadi korban paku di Jalan Hasyim Ashari, Jakarta Pusat.