Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejang Demam Anak, Jangan Diremehkan Jangan Berlebihan

Kompas.com - 06/03/2012, 14:40 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

Hal penting lain yang harus dilakukan adalah menurunkan demam dengan pemberian obat antipiretika seperti Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis melalui oral atau minum. Bisa juga dengan pemberian obat jenis Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali per hari. Pemberian kompres sebaiknya dilakukan dengan segera bila suhu  > 39 derajat Celcius lakukan kompres dengan air hangat, bila suhu >38 derajat Celcius cukup melakukan kompres dengan air biasa.

Pengobatan dan pencegahan

Penyebab demam pada umumnya disebabkan karena infeksi virus. Infeksi virus bisanya akan sembuh sendiri tanpa pemberian anttibiotika. Biasanya perjalanan penyakit infeksi virus dalam 1-2 hari awal demam akan naik turun dan pada hari ke tiga demam membaik atau demam turun hanya teraba hangat, bila diukur dibawah 38,5 dan semakin panjang interval demamnya. Antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya yang dicurigai sebagai penyebab bakteri. Sebenarnya, infeksi yang disebabkan karena bakteri relatif sangat jarang. Tetapi sebaliknya, justru dalam praktek sehari-hari pemberian antibiotika lebih sering diberikan

Penanganan suportif lainnya adalah meletakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam dan membebaskan jalan nafas. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir keluar dari mulut. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya sendiri.

Dalam keadaan tertentu sebaiknya hubungi dokter anak anda segera. Penanganan awal di Rumah Sakit biasanya dilakukan pemberian oksigen hanya saat masih kejang, bila kejang berhenti tidak perlu, menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mempertahankan keseimbangan tekanan darah

Dalam kasus kejang demam sederhana tidak ada pencegahan khusus yang bisa dilakukan. Namun kadangkala pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.

Sedangkan pencegahan kontinyu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis. Pencegahan dengan pemberian obat antikejang lewat dubur dengan obat anti kejang rektal tidak bermanfaat, karena efek perlindungannya hanya jangka pendek. Sedangkan pemberian kopi untuk mencegah kejang yang selama ini diyakini oleh masyarakat awam tidak ada dasar ilmiah dan penelitian ilmiahnya.

Pada umumnya, kejang demam tidak berdampak yang berat pada tumbuh dan berkembangnya anak. Tetapi kasus tertentu yang bersiko terjadi gangguan hipersensitif susunan saraf pusat, hipersensitif saluran cerna dan pada penderita alergi saluran cerna, bila tidak ditangani dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi kejang demam berulang, epilepsi, kelainan motorik, gangguan perilaku dan gangguan mental dan belajar.

Melihat berbagai hal tentang penanganan dan akibat kejang demam pada anak tersebut, maka memang harus diwaspadai dan tidak harus diremehkan. Namun sebaliknya juga jangan disikapi ketakutan berlebihan atau intervensi dan pemeriksaan berlebihan. Karena sikap yang berlebihan dalam menangani sebuah kasus akan berdampak tindakan dan pemeriksaan yang berlebihan yang tidak perlu. Bahkan tindakan ketakutan dan tindakan berlebihan akan mempunyai dampak tersendiri khususnya dalam efek samping obat pemeriksaan dan pengeluaran biaya besar yang tidak perlu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com