Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tania Gunadi: Mojang Bandung di Hollywood

Kompas.com - 26/04/2012, 18:25 WIB

Bermimpi menjadi artis Hollywood, Tania segera memperbaiki kemampuan bahasa Inggrisnya. Ia juga mengisi waktu luang bekerja sebagai guru Matematika bagi anak umur 6-14 tahun di Russian School. ”Aku sungguh ahli menangani anak-anak,” tutur Tania.

Setahun pertama membangun mimpi jadi artis, Tania tak pernah lolos audisi. Sering kali ia ditolak mentah-mentah dengan cara yang menurutnya sangat menyakitkan. Dandan sejak pagi hari untuk audisi Rush Hour (1999) yang dibintangi Jackie Chan, misalnya, petugas audisi hanya main tunjuk ke arah Tania sembari berkata, ”No.”

Tania lalu mulai mengikuti kelas akting yang diasuh mantan aktor Hollywood, Robert F Lyons, yang membintangi sejumlah film laris pada era 1970-an sampai 1980-an, seperti Cease Fire dan Gunsmoke.

Selama lebih dari sepuluh tahun, hingga kini, Tania tak pernah absen belajar dua kali dalam sepekan di kelas akting itu. ”Senangnya di Amerika, mau jadi apa saja pasti ada jalan,” katanya.

Selain kelas akting, ia membekali diri dengan banyak keterampilan, seperti dansa, ice skating, hingga bela diri. Ia mempelajari semua dasar keterampilan itu dan akan segera memperdalam begitu diterima audisi.

Film pertama
Pada film pertamanya, Tania sama sekali tak dibayar dan hanya ngomong satu kata: hai, hello, dan how are you. Setelah melakoni beragam peran figuran, akhirnya Tania mendapat peran utama sebagai seorang gangster.

Kariernya semakin terdongkrak ketika memerankan tokoh Emma Lau di film serial televisi Disney XD berjudul Aaron Stone yang diputar selama dua tahun.

Pengalaman menarik dikecap Tania ketika berperan sebagai orang Indonesia bernama Sri Sumarto dalam tiga episode drama seri Fox berjudul Boston Public. Produser drama seri tersebut sempat kebingungan mencari aktor dan aktris Indonesia.

Akhirnya, Tania memboyong orangtua, kakak, dan tukang masak restoran Indonesia di Los Angeles untuk ikut-ikutan akting. Ketika bercerita pengalaman akting bersama kerabatnya itu, Tania sampai tertawa terpingkal-pingkal. ”Kami berdelapan mengisi hari itu dengan ketawa-ketawa,” ujar Tania.

Sebagian dari jerih payah bekerja sebagai artis di negeri orang dimanfaatkan Tania untuk membantu komunitas tak mampu di negerinya. Ia antara lain membangun sumur bagi warga miskin di sebuah desa di Garut, Jawa Barat.

Kepedulian ini terbangun dari ingatan masa kecil. Ketika pertama kali naik kereta api dari Bandung ke Jakarta, Tania merengek ingin turun di perkampungan kumuh pinggir rel. Saat itu orangtuanya melarang Tania turun untuk memberikan selimut kepada seorang nenek yang dilihatnya dari kaca jendela kereta.

”Aku berkata kepada diriku. Suatu saat, aku akan membuat keputusan untuk diriku sendiri. Aku akan berbuat sesuatu untuk mereka yang tak mampu,” kata Tania yang masih bermimpi ingin memiliki perusahaan produksi filmnya sendiri ini.

(Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com