Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karpet Merah untuk Korporasi

Kompas.com - 23/11/2012, 02:25 WIB

”Kado istimewa” diberikan pemerintah kepada petani dengan mengundang swasta masuk dalam usaha budidaya padi.

Buka akses lahan

Menteri Pertanian Suswono menyatakan, masuknya swasta dalam bisnis budidaya pangan justru membuka akses lahan bagi petani. Melalui pengembangan sistem kemitraan pemerintah-swasta-petani dalam pembukaan lahan budidaya pangan.

Swasta yang membuka lahan baru dan mengembangkan usaha pangan terpadu wajib bermitra dengan petani. Pemerintah memfasilitasinya dengan membangun infrastruktur dan kemudahan membuka usaha baru. ”Konsep rice estate (pertanian padi skala luas) haruslah kita pahami sebagai pengembangan kluster terpadu industri perberasan dengan sistem kemitraan pemerintah-swasta-petani,” katanya.

Meskipun pemerintah mengundang swasta dalam pembangunan lahan-lahan baru, bukan berarti para petani ditinggalkan begitu saja. Para petani berpeluang mendapatkan akses untuk lahan-lahan baru melalui pengembangan lahan budidaya pangan oleh swasta tersebut. Petani bisa terlibat sebagai petani swasta dalam skema usaha budidaya pangan inti-plasma.

Suswono mengatakan, minat dan respons swasta terhadap pengembangan pertanian tanaman pangan cukup baik. Sampai saat ini telah tercatat sebanyak 21 perusahaan yang mendaftar di Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan berkomitmen untuk berinvestasi pada food estate Bulungan dengan total lahan bukaan baru yang dibutuhkan seluas 550.000 hektar. Adapun lahan yang tersedia hanya sekitar 350 hektar!

Beberapa perusahaan yang ingin berinvestasi di Kabupaten Bulungan, Berau, dan Kutai Kartanegara, adalah PT Sang Hyang Sri, PT Solaria Grup, PT Pertani, dan PT Miwon, dengan total investasi sebesar Rp 650 miliar untuk kegiatan budidaya padi, kedelai, dan jagung. PT Solaria Grup telah melakukan uji coba dan panen sebanyak dua kali.

Minat investasi juga tampak di Kabupaten Pontianak oleh perusahaan BUMN. PT Sang Hyang Sri dan PT Pertani bahkan sudah siap melakukan mekanisasi pertanian bekerja sama dengan Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Kementerian Pertanian. Banyak pula swasta yang melakukan investasi di penggilingan besar untuk menghasilkan beras kristal dan diabetik yang selama ini masih diimpor.

Namun, minat swasta berinvestasi terkendala perolehan lahan yang luasnya sesuai skala ekonomi, kualitas lahannya sesuai untuk tanaman pangan, dan kepemilikannya dijamin tidak masalah. Masalah lainnya soal dukungan infrastruktur. Investasi infrastruktur food estate lebih mahal dibandingkan perkebunan karena harus membuat jaringan irigasi.

Menjanjikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com