Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tantangan Terberat Menjadi Remaja, Orangtua Perlu Paham

Kompas.com - Diperbarui 29/08/2022, 17:29 WIB
Felicitas Harmandini

Editor

KOMPAS.com - Setiap fase kehidupan pasti memiliki tantangannya sendiri, termasuk bagi para remaja.

Psikolog Roslina Verauli pada suatu ketika pernah mengungkapkan, fase remaja seringkali dianggap sebagai posisi yang sedang "nakal-nakalnya".

Remaja pun dipercaya rentan terjerumus ke dalam hal-hal negatif.

Kerentanan tersebut sebenarnya disebabkan remaja berada dalam posisi underdog. Demikian penuturanRoslina beberapa waktu lampau, di Jakarta.

Baca juga: 5 Bahaya Trauma pada Remaja

Di satu sisi remaja dianggap sebagai orang yang sudah mempunyai pemikirannya sendiri, namun masih bergantung pada orangtua.

Kondisi ini yang membuat remaja masuk dalam dilema dan bahkan kerap mengalami depresi menyusul adanya pertentangan itu.

Lalu, kebanyakan orangtua hanya menilai remaja sebagai sosok yang sulit diatur. Padahal, orangtua seharusnya harus lebih memahami dan mengerti masalah dan tantangan yang dialami anak remaja.

Pengertian dan bantuan orangtua akan membantu remaja dalam mengatasi masa transisi yang negatif dalam hidup.

Roslina lantas mengungkapkan dua tantangan terbesar yang harus dihadapi remaja yang membuat mereka sering tertekan:

Baca juga: Modal Rp 15 Ribu, Tiga Remaja Asal Depok Mengaku Happy Nongkrong di Citayam Fashion Week

1. Memiliki teman

Setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk menemani mereka dalam suka dan duka.

Sebagai mahluk sosial, secara naluriah manusia pasti akan menjalin pertemanan dengan orang lain.

Di usia remaja, mereka akan berteman dengan lawan jenis. Ini adalah hal yang alamiah, dan orangtua tak perlu khawatir akan hal ini.

Tantangan terberat bagi remaja adalah saat mereka harus pandai-pandai menjalin pertemanan.

Bagi remaja, kepopuleran seseorang bisa terlihat dari banyaknya teman yang dimiliki.

Sayangnya mereka rentan "terjebak" dalam pertemanan yang negatif.

Baca juga: Reaksi Remaja Citayam Fashion Week Dengarkan Lagu Baru Yuni Shara

Roslina lantas menyarankan untuk tidak memilih teman hanya berdasarkan kepopuleran atau fisiknya saja.

Sebaiknya remaja diajar untuk memilih teman yang bisa membantu melewati tantangan hidup karena dengan cara itu mereka akan membantu memberi feedback positif.

Teman yang baik bisa menjadi orang yang menemani hidup dan membuat kita sempurna sebagai manusia.

Sebab, teman bukan cuma buat bersenang-senang, tapi juga memberi dan berbagi hal positif.

2. Punya identitas diri positif

Masa remaja dianggap sebagai masa yang penuh suasana seru dalam hidup.

Beragam tantangan, masalah, dan keceriaan harus dinikmati remaja sebagai satu proses  pembentukan jati diri dan mengarahkan kehidupan mereka selanjutnya.

Sayang, terkadang masalah ini justru membuat mereka kalah dan terjerumus dalam hal yang negatif.

Baca juga: 10 Hal yang Patut Dihindari Saat Asuh Anak Pra-remaja

"Di saat inilah mereka membutuhkan orangtua sebagai teman untuk berbagi, bukan sebagai penghukum atau tukang ngomel," ungkap Roslina.

Lebih jauh, oangtua harus lebih memberi perhatian dan bisa bersikap sebagai seorang teman yang baik pada remaja.

Bagaimana pun, remaja juga mempunyai tantangan dan tekanan yang besar untuk membentuk identitas diri  yang positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com