Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantrum pada Balita Ternyata Banyak Manfaatnya

Kompas.com, 30 Agustus 2017, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Parents

KOMPAS.com - Temper tantrum, alias marah sambil menjerit-jerit dan menangis, adalah hal yang wajar dialami balita. Bagi orangtua, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri jika anak tantrum di tempat umum.

Percaya atau tidak, tantrum pada balita ternyata menjadi bagian penting dalam kesehatan emosional balita. Saat anak mengamuk itu juga bisa menjadi kesempatan orangtua untuk belajar lebih tenang menghadapinya.

Berikut adalah alasan mengapa tantrum sebenarnya bermanfaat positif.

1. Lebih baik dikeluarkan
Air mata mengandung kortisol, hormon stres. Saat kita menangis, kita sebenarnya sedang melepaskan stres dari tubuh. Air mata juga diketahui menurunkan tekanan arah dan memperbaiki mood.

Anda juga mungkin menyadari ketika balita sedang tantrum, tak ada yang benar menurutnya. Ia marah, frustasi, atau merengek. Setelah tantrumnya reda, anak akan memiliki mood lebih baik.

Itu sebabnya sebaiknya jangan menginterupsi ketika anak sedang tantrum agar ia bisa memproses perasaannya.

2. Menangis membuatnya belajar
Seringkali ketika anak berusaha melakukan sesuatu dan tidak berhasil, ia mengekspresikan frustasinya dengan menangis. Ternyata cara tersebut bisa membantunya belajar hal baru.

"Belajar adalah hal yang alami pada anak seperti halnya bernapas. Saat ia tidak bisa berkonsentrasi atau mendengar, biasanya ada masalah emosi sehingga menghambat perkembangannya," kata Patty Wipfler, pendiri Hand in Hand Parenting.

3. Tidur lebih nyenyak
Gangguan tidur dapat terjadi ketika kita sebagai orangtua menganggap tantrum harus dihindari. Masalahnya, emosi itu bisa meledak saat otaknya beristirahat. Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa susah tidur karena stres atau sedang memproses sesuatu dalam hidupnya.

Membiarkan anak mengalami tantrum sampai ia tenang akan meningkatkan rasa tenang sehingga ia pun bisa tidur nyenyak di malam hari.

4. Berkata "tidak" adalah hal baik
Anak bisa menjadi tantrum karena orangtuanya berkata "tidak" pada permintaannya. Itu adalah hal yang baik. Berkata "tidak" akan memberi anak batasan tentang perilaku yang baik dan tidak. Berani mengatakan "tidak" juga berarti kita tidak takut menghadapi reaksi anak dan emosinya.

5. Anak merasa nyaman mengungkapkan perasaannya
Walau menghadapi anak yang tantrum sering dianggap menyebalkan, tapi tantrum adalah hadiah. Pada kebanyakan kasus, tantrum adalah ekspresinya terhadap kata "tidak" dari orangtuanya. Anda bisa tetap tegas dan membantunya menghadapi rasa kecewa. Dengan demikian anak akan merasakan cinta dan hubungan yang memang dibutuhkannya. Membiarkan anak mengalami tantrum bisa menjadi hadiah agar ia bisa melepaskan frustasinya.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
6. Membuat lebih dekat
Mungkin terasa tidak mungkin. Tapi perhatikan, ketika anak sedang mengamuk dan meminta orangtuanya pergi, sebenarnya ia sangat menghargai jika Anda tetap di sampingnya. Tidak perlu mengucapkan banyak kata untuk menghibur, tapi sampaikan beberapa kata untuk membuatnya tenang. Hindari berkata kasar atau melakukan kekerasan fisik agar ia kembali tenang. Dengan demikian anak akan merasa ia diterima apa adanya dan itu membuatnya lebih dekat dengan orangtuanya.

7. Mengatur emosi
Terkadang emosi anak keluar dalam berbagai cara, misalnya agresi, sulit berbagi, atau menolak melakukan perintah sederhana seperti menyikat gigi. Ini adalah beberapa tanda si kecil sedang kesulitan dengan emosinya. Mengalami ledakan emosi seperti tantrum membantu anak melepaskan perasaan sehingga ia pun bisa memahami dirinya.

8. Menyembuhkan bagi orangtua
Saat kita menghadapi anak yang tantrum, terkadang kita akan mengingat masa kecil. Masa ketika orangtua mungkin tidak mendengarkan atau memberi empati yang kita butuhkan.

Menjadi orangtua terkadang bisa menjadi proses penyembuhan pada emosi kita sendiri. Ini adalah kesempatan untuk mendengarkan diri sendiri dan memberi dukungan.

Setelah menghadapi momen emosional dengan anak, cobalah lakukan kegiatan yang membuat rileks, seperti ngobrol dengan sahabat, tertawa, atau bahkan menangis. Sikap tenang membutuhkan latihan, tetapi saat kita mampu melakukannya, kita sebenarnya mengubah "jalan" di otak agar menjadi tenang dan damai.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau