KOMPAS.com - Temper tantrum, alias marah sambil menjerit-jerit dan menangis, adalah hal yang wajar dialami balita. Bagi orangtua, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri jika anak tantrum di tempat umum.
Percaya atau tidak, tantrum pada balita ternyata menjadi bagian penting dalam kesehatan emosional balita. Saat anak mengamuk itu juga bisa menjadi kesempatan orangtua untuk belajar lebih tenang menghadapinya.
Berikut adalah alasan mengapa tantrum sebenarnya bermanfaat positif.
1. Lebih baik dikeluarkan
Air mata mengandung kortisol, hormon stres. Saat kita menangis, kita sebenarnya sedang melepaskan stres dari tubuh. Air mata juga diketahui menurunkan tekanan arah dan memperbaiki mood.
Anda juga mungkin menyadari ketika balita sedang tantrum, tak ada yang benar menurutnya. Ia marah, frustasi, atau merengek. Setelah tantrumnya reda, anak akan memiliki mood lebih baik.
Itu sebabnya sebaiknya jangan menginterupsi ketika anak sedang tantrum agar ia bisa memproses perasaannya.
2. Menangis membuatnya belajar
Seringkali ketika anak berusaha melakukan sesuatu dan tidak berhasil, ia mengekspresikan frustasinya dengan menangis. Ternyata cara tersebut bisa membantunya belajar hal baru.
"Belajar adalah hal yang alami pada anak seperti halnya bernapas. Saat ia tidak bisa berkonsentrasi atau mendengar, biasanya ada masalah emosi sehingga menghambat perkembangannya," kata Patty Wipfler, pendiri Hand in Hand Parenting.
3. Tidur lebih nyenyak
Gangguan tidur dapat terjadi ketika kita sebagai orangtua menganggap tantrum harus dihindari. Masalahnya, emosi itu bisa meledak saat otaknya beristirahat. Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa susah tidur karena stres atau sedang memproses sesuatu dalam hidupnya.
Membiarkan anak mengalami tantrum sampai ia tenang akan meningkatkan rasa tenang sehingga ia pun bisa tidur nyenyak di malam hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.