Hal ini membuat mereka terus menunda rencana untuk menikah, dan seringkali gadis-gadis seperti itu lalu menjadi tidak menikah selamanya.
4. Perlawanan
Bagi beberapa perempuan, melihat role model ibu mereka sebagai ibu rumah tangga yang patuh, merupakan kondisi yang tidak dapat diterima.
Selanjutnya, pilihan karir yang mereka jalani pun kebanyakan adalah pekerjaan yang sering kali dipilih oleh kelompok pria.
Mereka sulit untuk menerima peran konvensional perempuan untuk menjadi istri.
5. Patah hati traumatis
Masa berpacaran yang panjang, dan berakhir dengan perpisahan karena pengkhianatan, atau ketiadaan restu orangtua, mendatangkan efek traumatis mendalam.
Biasanya, perempuan yang ada dalam posisi ini mengalami kesulitan untuk membuka hati, dan lalu memilih untuk hidup melajang.
6. Merawat orangtua
Bagi banyak perempuan lajang, kewajiban untuk merawat orangtua yang kian renta, menjadi rintangan dalam perjalanan membangun rumah tangga.
Ide untuk meninggalkan orangtua yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga besar, membuat perempuan menjadi merasa bersalah. Akhirnya, mereka memilih untuk hidup tanpa menikah.
7. Korban pelecehan seksual
Wanita yang menjadi korban pelecehan seksual mungkin memilih untuk menjauhkan diri dari pria, dan berujung pada hidup melajang.
8. Sinisme dan ketidakpercayaan
Ketika seorang gadis melihat pengalaman buruk yang dialami wanita yang berpengaruh dalam hidupnya saat berumahtangga, maka dia akan langsung menyimpulkan arti pernikahan.