"Kami ingin mereka dilihat sebagai seniman yang memiliki kekhasan sendiri," ungkap Lita.
Ada pun 12 pelukis itu adalah, Kiemas Rizky Aguswira Ilyas Nurhadi, Banu Gunottama, Daya Olivia Korompis, Bima, Ariasena Adisoma, dan Fero Adhi Mada Sardjono.
Lalu ada Diego Luister Berel, Wilson Luhur, Jame Gabriella, Mahadana, Trayusa, Indy Mutiarahma, Aurelie Sari Puteri Wirananda, dan Seto Swastiko.
Baca juga: Akurat 88 Persen, Tes Darah Ini Bisa Deteksi Autisme pada Anak
Cita-cita dan harapan
Sementara itu, Nani Lestari (57), orangtua dari Fero, mengungkapkan, bakat melukis sang anak mulai terlihat sejak lima tahun lalu.
Penemu bakat ini tak lain adalah guru Fero di Yayasan DPK.
Remaja 17 tahun itu merupakan individu berkebutuhan dengan gangguan marquio syndrome tipe A.
Nani mengaku senang bukan kepalang atas bakat terpendam Fero yang khas dengan robotik, pokemon, dan mahluk luar angkasa.
Inspirasi anak keempat dari empat bersaudara itu tak lepas dari keseharian yang berinteraksi dengan figur-figur seperti itu.
"Bakat melukis ini memiliki dampak positif bagi Fero, salah satunya dari segi mengelola emosi," kata Nani.
"Harapan saya, Fero menjadi pelukis terkenal," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.