Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2018, 08:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harapan setiap orangtua adalah buah hatinya tumbuh sehat. Namun, jika kenyataan berkata lain, yakni anak didiagnosis terkena penyakit berat atau menahun, sebagai orangtua kita pun harus kuat mendampingi anak menjalani rangkaian pengobatan.

Sebagai manusia, tentu wajar jika kita merasa sedih dan down. Untuk bersikap tegar dan menerima kenyataan memang butuh proses. Terkadang, orangtua tidak bisa menahan kesedihannya dan menangis di depan anak.

Psikolog keluarga Ajeng Raviando mengungkapkan, menangis adalah bagian dari ekspresi, dan seringkali tidak bisa tertahan. Karena itu, menangis di depan anak tak menjadi soal.

Masalah muncul saat orangtua terus-menerus menangis atau mengungkapkan ekspresi kesedihan di depan anak. 

“Perlu diingat, emosi (termasuk menangis) orangtua itu menular ke anak. Jika sering terjadi, padahal anak butuh daya untuk sembuh, anak bisa ikut-ikutan sedih dan ini berbahaya bagi daya juang anak,” kata Ajeng kepada Kompas.com, Senin (23/7/2018). 

Melihat orangtuanya sedang down, anak pun menjadi sulit untuk bangkit dan sembuh. Karena mereka terbawa emosi kesedihan yang ditunjukkan orangtua.

Baca juga: Bolehkah Orangtua Merahasiakan Anak dari Penyakit yang Dideritanya?

Orangtua harus selalu bersikap optimis dan mengupayakan yang terbaik bagi kesembuhan anak, termasuk bagi kondisi mentalnya.

Psikolog keluarga Anna Surti Ariani mengungkapkan, saat perasaan sedang terpuruk dan sebagai orangtua tidak bisa menyembunyikannya di depan anak, ajak anak untuk berpasrah dan berdoa.

Psikolog yang akrab dipanggil Nina mengingatkan, sikap pasrah itu penting, meskipun kita pastinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan anak.

“Bunda bisa ungkapkan ke anak, ‘Bunda menangis sebenarnya berdoa dan berpasrah kepada Tuhan’,” ujar Nina.

Selain itu, menurut Nina, sangat penting bagi orangtua untuk tidak berbohong saat melihat kondisi anak kesakitan. Dia mencontohkan, orangtua sering tak bisa menahan tangis saat anak merasa sakit seperti disuntik atau hendak dilakukan perawatan lain.

Dia menyarankan, daripada berbohong, sampaikan bahwa prosedur yang akan dijalani mungkin menimbulkan sakit, namun tetap menyelipkan motivasi. 

“Memang sakit, tapi ini untuk kesembuhan kamu. Bunda bisa sampaikan itu ke anak,” kata Nina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com