Paech mengatakan terlalu sering mengalami kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Sementara itu, tidur di akhir pekan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan karena dapat mempengaruhi "sistem waktu sirkadian", atau jam internal tubuh, yang mengarah ke "social jet lag".
Jackson juga menerangkan adanya dampak buruk yang ditimbulkan oleh kurangnya tidur pada jam biologis kita.
“Siklus tidur hingga bangun pada manusia didasarkan pada ritme 24 jam. Setelah kita beralih ke siklus berikutnya, jam biologis kita pada dasarnya akan diatur ulang, ”katanya.
Menurut Jackson, otak kita memiliki kemampuan untuk merespons kehilangan tidur dan menyesuaikan intensitas tidur.
Jadi, berusaha untuk 'menebus' waktu tidur yang hilang di akhir pekan adalah hal yang tak akan benar-benar mengganti kekurangan tidur kita di hari lain.
Riset terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Stress Research Institute, Stockholm University, menemukan kurang tidur menyebabkan tingginya angka kematian.
Riset ini juga menemukan terlalu banyak tidur, atau lebih dari delapan jam semalam, bisa dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Baca juga: Mengenal Social Jetlag yang Berbahaya Bagi Kesehatan...
Meskipun tidur di akhir pekan dapat mengatasi efek negatif dari kurang tidur, namun cara ini tak akan berfungsi optimal bagi perbaikan memori di otak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.