Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2018, 19:22 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Alodokter

Pasalnya, sebuah studi mengungkap, setangkup roti meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan obesitas sebanyak 40 persen.

Alternatif lain adalah mengonsumsi roti gandum utuh alih-alih roti putih.

Dalam sebuah penelitian, orang-orang yang menjalani diet rendah kalori dengan menu roti gandum utuh, kehilangan lebih banyak lemak perut dibandingkan mereka yang menyantap roti putih dan nasi putih.

Meski lebih sehat, konsumsi roti gandum harus disesuaikan, sesuai dengan kebutuhan kalori kita.

6. Minuman dalam kemasan

Minuman dalam kemasan karton atau kaleng mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi berlebihan, minuman manis dapat berdampak buruk pada kesehatan dan menaikkan berat badan.

Minuman dalam kemasan ini termasuk  soda, minuman berenergi, minuman isotonik, kopi kalengan, dan teh dalam kemasan.

7. Makanan dengan gula tambahan

Saat ini banyak produk dengan tambahan gula. Gula lebih dikenal dengan nama sukrosa, maltosa, atau fruktosa.

Cara mengenalinya adalah dengan membaca label yang tertera pada kemasan. Kelebihan gula dapat meningkatkan  obesitas dan penyakit jantung.

Makanan berlabel rendah lemak atau bebas lemak tidak selamanya sehat. Hal ini karena tambahan gula diperlukan untuk meningkatkan kelezatan akibat lemak yang dihilangkan.

Baca juga: Yang Terjadi Saat Berhenti Konsumsi Pemanis Buatan

Selain dari daftar makanan di atas, makanan yang harus dihindari saat diet lainnya adalah produk olahan.

Produk olahan seperti sosis, kornet, atau nugget, biasanya memakai gula dan lemak tambahan.

Nah, saat kita tidak yakin apakah makanan tergolong sehat dan mendukung diet, cermati label gizi dan komposisinya.

Jangan lupa untuk membatasi konsumsinya, karena makanan yang dianggap sehat seperti kacang dan keju juga ternyata tinggi kalori, sehingga konsumsinya tetap harus dibatasi.

Konsultasikan pada dokter gizi untuk menentukan kebutuhan harian sesuai kondisi kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com