Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan 100 Tahun Mido dan Nilai di Balik Koleksi Jam Tangan

Kompas.com - 26/11/2018, 11:11 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Kami akan memulai dari tujuan dan nilai yang akan disampaikan lewat sebuah koleksi. (Untuk koleksi Rainflower) ambisi kami adalah menemukan arsitektur yang bisa merefleksikan feminitas.

Lalu kami mencari secara global, selangkah demi selangkah kami eliminasi bangunan-bangunan yang ada. Bukanlah hal yang mudah untuk menetapkan satu monument untuk menjadi inspirasi.

Dulu, misalnya, kami mempelajari Big Ben namun apakah bangunan ini tepat untuk merepresentasikan koleksi jam tangan wanita? Kami rasa tidak, sehingga akhirnya pilihan kami jatuh pada ArtScience Museum.

Kami sangat menyukai desain bunga teratainya sebagai simbol feminitas. Desain arsitektur bangunan tersebut juga sesuai dengan pendekatan yang ingin kami capai. Jadi, peluncuran sebuah koleksi adalah sebuah proses kerja.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari menemukan arsitektur, menuangkannya pada desain produk, hingga jam tangan diluncurkan?

Hal ini menantang, karena ketika kami menemukan sebuah monumen yang tepat masih ada proses legal yang harus dilalui. Hingga semua hal selesai diurus hingga sebelum desain ditetapkan biasanya memakan waktu sekitar satu tahun.

Mido memilih arsitektur sebagai inspirasi dan ini cukup segmented (niche market), tidak semua orang memahaminya. Adakah kesulitan dalam segi pemasaran?

Jika hari ini ada 100 merek jam tangan, 99 persen di antaranya mungkin akan menggunakan testimoni dari selebriti dan mengkomunikasikannya lewat sana.

Saya tidak mencoba mengkritisi ini, tapi mengapa kami memilih arsitektur adalah karena pesan kami bukan soal glamor atau selebritas.

Nilai-nilai yang ingin kami sampaikan adalah inovasi, kualitas, fungsi, ketahanan, hingga desain yang tak termakan waktu. Itulah mengapa kami memilih arsitektur.

Untuk mengkomunikasikannya pada masyarakat, tentu saja ini sedikit lebih sulit dipahami dan memakan waktu agak lebih lama untuk dibangun. Tapi ini posisi yang sejujurnya.

Bagaimana dengan pasar Indonesia bagi Mido?

Indonesia bisa dibilang sebagai tempat yang khusus karena punya populasi yang sangat besar dengan daya beli yang sedikit lebih rendah dibandingkan beberapa negara tetangganya. Sehingga Indonesia menjadi negara yang agak sensitif secara harga.

Jika kami bandingkan, misalnya, Taiwan dengan Indonesia, tentu pendekatannya berbeda. Jadi tantangan bagi kami untuk Indonesia adalah memberikan pilihan jam tangan dengan harga terjangkau bagi banyak masyarakat Indonesia karena yang kami cari adalah basis pelanggan yang luas.

Mido Baroncelli Lady Day & Night.Dok. MIDO Mido Baroncelli Lady Day & Night.
Mido baru saja meluncurkan koleksi jam tangan wanita, seperti apa tren global untuk jam tangan wanita saat ini?

Ada dua tipe jam tangan wanita: jam tangan fesyen dengan harga yang cenderung lebih terjangkau, fast moving, namun ini tidak sejalan dengan nilai yang dianut Mido yaitu timelessness. Jadi apa yang kami lihat adalah jam automatic semakin popular dari tahun ke tahun.

Namun, banyak wanita belum memedulikan apakah jam tangan mereka automatic atau bukan. Padahal, jam tangan adalah pengalaman pribadi.

Jika kamu punya beberapa jam, penting untuk memiliki jam tangan automatic karena kapanpun kamu memakainya di tangan jam tersebut akan bekerja optimal dan punya waktu hidup yang lebih panjang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com