Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat "Sneakers Knitting" Keren dan "Tak Mahal" Asal Bandung...

Kompas.com - 30/11/2018, 08:42 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Inspirasi

Puluhan model itu terinspirasi dari banyak hal yang mereka sukai. Misalnya, untuk seri knitting, Tony terinspirasi dari Adidas dan Nike.

“Saya terinspirasi dari bahan yang digunakan Adidas dan Nike. Sedangkan modelnya berbeda, begitupun dengan corak."

"Adidas enggak akan punya desain sepatu seperti yang kami miliki,” ungkap dia.

Selain fokus pada desain dan penjualan online, Tony mengaku tengah menyiapkan sebuah toko di Kota Bandung. Dengan adanya toko, otomatis mereka harus menyiapkan stok.

“Kalau kemarin kan, ya udah mulai aja dulu. Makanya masih seadanya. Kaya packaging sepatu yang seadanya, terus belum ada stok,” imbuhnya.

Arti Calver

Tony mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya, ia dan Yosua terbilang santai. Begitu pun saat menentukan nama merek sepatunya, Calver.

“Dulu awal tahun 1980an papi sama mami suka brik-brikan. Nah si papi, ngebrik pake nama Calver. Saya pikir namanya unik buat dijadikan merk,” imbuhnya.

Begitu pun dengan nama jenis sepatu Slip on knitting Tony dan Nova.

Baca juga: Kisah di Balik Gaya Kerudung Si Cinta, Istri Ridwan Kamil

Nama Tony diambil dari namanya, karena saat itu bingung mencari nama. Sedangkan Nova diambil dari nama model yang mengenakan sepatu itu saat pemotretan.

Bukan hanya penentuan nama, bisnis ini pun dimulai dengan tidak sengaja.

Kala itu Yosua bekerja sebagai dropship dan Tony yang ikut menjalankan perusahaan orangtua di bidang produksi sepatu.

Suatu hari, kedua sahabat sejak masa SMA ini bertemu di sebuah acara. Dalam pertemuan itu mereka ngobrol ngaler ngidul hingga menceritakan pekerjaan masing-masing.

“Saya tanya, kenapa enggak buat merek sendiri? Lalu Yosua bilang, susah nyari partner,” ucapnya.

“Sejak obrolan itu, kami sepakat bekerja sama. Setelah belajar tentang marketing online dan lainnya, beberapa bulan sejak hari itu, kami meluncurkan produk,” kata dia.

Tony lalu fokus diproduksi, sedangkan Yosua di pemasaran. Keduanya tidak akan mencampuri tugas masing-masing.

“Paling hanya sekadar menyarankan atau memberi masukan, tapi tidak mengintervensi kerjaan masing-masing,” ungkap Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com