Sementara itu, mereka yang berjiwa individualis mengalami peningkatan aktivasi amigdala hanya ketika orang lain menerima lebih banyak uang, lebih karena merasa iri hati.
Perbedaan juga terletak pada aktivitas hippocampus, daerah otak primitif lain yang terlibat dengan respons stres otomatis.
Para peneliti kemudian melakukan pemeriksaan dengan menggunakan kuesioner depresi umum yang disebut Beck Depression Inventory.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah pola aktivitas otak ini dikaitkan dengan gejala depresi dalam dua minggu sebelumnya.
Hasil menunjukan, mereka yang memiliki jiwa prososial, dikaitkan dengan lebih banyak depresi.
Baca juga: Orang Baik Mudah Bangkrut, Percaya?
Hasil yang sama juga ditunjukan ketika pemeriksaan ditindaklanjuti setahun kemudian.
Temuan ini membuat peneliti menyimpulkan mereka yang memiliki kepribadian yang dianggap baik oleh masyarakat lebih rentan mengalami depresi.
Ini terjadi karena mereka lebih cenderung mudah empati, merasa ikut bersalah atas hal-hal buruk yang terjadi, dan stres yang ekstrem.
Selain itu, kepekaan emosional ini terhubung ke daerah terdalam dan paling otomatis di otak — tempat yang mudah memicu depresi.
Namun, hal ini jangan membuat kita berhenti untuk menjadi orang baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.