Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biasa Makan Terlalu Cepat? Ini 4 Masalah Kesehatan yang Mengintai

Kompas.com, 17 Januari 2019, 15:14 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Apakah kamu sering makan cepat-cepat setiap harinya? Ternyata, selain berisiko tersedak, ada bahaya lain yang mengintai kesehatan akibat kebiasaan tersebut. Apa saja?

1. Masalah pada jantung

Makan terlalu cepat ternyata bisa menimbulkan masalah pada jantung. Bukti ini ditemukan oleh Dr. Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung dari Hiroshima University, Jepang.

Pernyataan ini dikemukakannya bukan tanpa bukti. Untuk mendapatkan simpulan ini, Yamaji telah meneliti lebih dari 1.000 peserta selama 5 tahun.

Para peserta ini dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kecepatan makan. Mulai dari lambat, normal, hingga cepat. Hasilnya, kelompok yang makan dengan cepat memiliki risiko penyakit sindrom metabolik yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Refluks asam lambung (asam lambung naik)

Makan terlalu cepat akan memicu refluks asam lambung. Ini karena makanan akan dengan cepat masuk ke lambung dalam jumlah besar. Akibatnya, asam dari lambung naik ke kerongkongan hingga menyebabkan sensasi terbakar atau perih.

Jika kebiasaan ini dibiarkan terus-terusan, kamu akan mengalami berbagai komplikasi seperti mulas, mual, sakit perut, dan sulit menelan.

3. Diabetes

Sebuah penelitian di Lithuania pada tahun 2012 menemukan fakta bahwa diabetes menjadi salah satu masalah yang bisa terjadi saat kita makan terlalu cepat. Ketika makan dengan cepat, perut cenderung sulit merasa kenyang. Tanpa sadar, kita akan makan dengan kalap tanpa terkendali.

Tak hanya itu, makan dengan cepat juga membuat adanya kenaikan glukosa dengan jumlah besar dalam satu waktu. Akibatnya, tubuh sangat rentan mengalami resistensi insulin.

Resistensi insulin adalah kondisi saat sel-sel di dalam tubuh tidak merespon secara efektif terhadap hormon insulin. Akibatnya, tubuh tidak mampu mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh.

4. Obesitas

Ketika kita menelan makanan terlalu cepat, tubuh tidak dapat mengenali perasaan kenyang seperti biasanya. Akibatnya, asupan kalori menjadi lebih tinggi dari yang dibutuhkan.

Sementara saat kita makan pelan-pelan, otak memiliki cukup waktu untuk menerima sinyal rasa kenyang. Hal ini membuat kita berhenti makan begitu perut terasa penuh. Oleh karena itu, jangan makan terlalu cepat karena bisa berujung obesitas.

Mulai sekarang, jangan lagi makan terlalu cepat. Nikmati makanan Anda secara perlahan agar tubuh tidak mendapatkan dampak buruknya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau