Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Anak, Pria Ini Turunkan Berat Badan hingga 49,8 Kg

Kompas.com - 24/01/2019, 17:31 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Seorang pria asal Wantagh, New York, Dennis Heaney (46) tumbuh sebagai pria yang gemar berolahraga.

Ia pernah menjadi atlet basket, baseball, dan sepak bola. Dia pun rutin berolahraga di pusat kebugaran.

Namun, pola hidupnya berubah setelah menikah pada usia muda, 23 tahun. Dia mengemban tanggung jawab besar untuk menghidupi keluarganya.

Ia pun mulai mengabaikan aktivitas fisik, karena selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarga.

Tak hanya itu, ia juga menjalani pola makan yang buruk, hingga berat badannya terus bertambah.

Berat badan Heaney bahkan pernah mencapai 150 kilogram, tepatnya 147,4 kilogram.

"Saat itu aku punya dua pekerjaan dan bekerja hingga 18 jam sehari."

"Sisa waktu aku habiskan bersama keluarga dan memberikan apa yang mereka butuhkan."

"Kurasa saat itu aku lupa dengan diriku sebelumnya, menjadi ayah dan menjadi seorang suami," kata Heaney.

Baca juga: 7 Ancaman yang Mengintai Jika Tak Segera Turunkan Berat Badan

Hingga pada suatu titik, ia pun tersadar bahwa untuk menjadi ayah yang baik, ia juga tak boleh mengabaikan kesehatan.

Suatu hari, putri bungsunya pernah meminta Heaney untuk menemaninya ke tempat tidur.

Pria asal Wantagh, New York, Dennis Heaney saat masih bertubuh tambunMENSHEALTH Pria asal Wantagh, New York, Dennis Heaney saat masih bertubuh tambun

Dengan semangat putrinya berlari menaiki tangga, namun Heaney tersadar bahwa ia tak sanggup mengejarnya, bahkan merasa kehabisan nafas.

Setelah berjuang keras menaiki tangga, ia terduduk sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

Di situlah ia mulai merasa perlu mengubah hidupnya.

Kembali pada fitness

Heaney pun kembali mencoba rutin berolahraga dengan bergabung di pusat kebugaran terdekat.

Usahanya begitu keras saat itu. Misalnya, bagaimana mengangkat beban tanpa kehabisan nafas, atau berlari di treadmill lebih dari lima menit.

Ia merasa sedih dengan kondisinya saat itu.

Baca juga: Makan 6 Kali Sehari, Wanita Ini Turun Berat Badan Hingga 50 Kilogram

Padahal, di masa lalu Heaney pernah menjadi seorang atlet hebat, dan sekarang ia bahkan tidak sanggup berjalan hingga lima menit.

Situasi depresi membuatnya hampir ingin berhenti menjadi anggota di pusat kebugaran.

Namun, saat itu ia melihat foto kedua putrinya, dan hal itulah yang kembali menguatkannya.

"Aku ingin terus bersama mereka setiap hari," kata Heaney.

Perjalanan Heaney beberapa bulan setelahnya tidaklah mudah. Ia sempat beberapa kali ingin menyerah, namun berusaha menahannya.

Ia berusaha mempelajari nutrisi, latihan beban, dan pola kerja tubuh seiring bertambahnya usia.

"Aku mulai memahami lebih dalam tentang kebutuhan tubuhku, dan apa yang aku butuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan," kata dia.

Perlahan berat badannya turun. Celana yang dikenakannya mulai melonggar. Ia pun kembali mendapatkan kepercayaan dirinya.

Meski begitu, bukan berarti perjalanannya tidak menemui halangan.

Baca juga: Berat Badan Turun 54 Kg, Gadis Ini Rasakan Banyak Perubahan Hidup

Stres, tanggung jawab keluarga, hingga kematian ibunya membuat Heaney kembali ke kebiasaan buruk lamanya.

Sempat turun sekitar 18 kilogram, bobotnya kemudian kembali naik sekitar 13,6 kilogram.

"Aku berhenti beberapa kali. Keluarga, pekerjaan, dan tanggung jawab lainnya selalu mengambil prioritas hidupku," ucapnya.

Kemudian, ia menyadari bahwa penurunan berat badan tidak sekadar gym dan diet. Ada banyak faktornya, salah satunya mental positif.

Meski sempat depresi setelah ditinggal ibunda tercinta, Heaney kembali ke jalur yang benar.

Ia berlatih keras untuk mengikuti Long Island Marathon, dan berhasil menyelesaikan lari sepanjang 20 kilometer, karena mengingat semangat yang pernah diberikan oleh ibunda.

Kerja keras Heaney membuahkan hasil. Ia pun berhasil menurunkan berat badan sebanyak 49,8 kilogram, dan merasa tubuhnya ada pada kondisi terbaik.

Bahkan, ia merasa lebih baik dari dirinya dulu, di kala masih menjadi atlet.

"Masalah lututku hilang, sakit punggung tidak lagi dirasa, dan aku bisa bernafas dengan lega lagi," tutur dia.

Baca juga: 3 Mitos Penghambat Penurunan Berat Badan

Perubahan fisik hanyalah sebagian dari perubahan besar yang diraihnya.

Ia merasa pola pikirnya juga banyak berubah. Mencintai keluarganya, Heaney ingin memberikan contoh baik kepada anak-anaknya.

Ia pun mulai bekerja sebagai personal trainer untuk berbagi cerita, dan membantu orang lain agar bisa seperti dirinya.

Target

Heaney pun berbagi tips kepada kita yang ingin menurunkan berat badan, yakni mengatur target.

Target di sini bukanlah target yang tidak realistis seperti yang biasa ditetapkan pada pergantian tahun.

Cobalah mengatur target harian yang sederhana, namun bermanfaat.

Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan minum air empat gelas sehari, atau mengganti makanan tidak sehat dengan salad sehat.

Baca juga: 13 Diet Teratas Untuk Turunkan Berat Badan dan Kesehatan Tahun 2019

"Meski tidak besar, namun kamu akan merasa bangga ketika berhasil mencapai target harian tersebut," kata Heaney.

Hal terpenting, kita harus menikmati perjalanan kita menuju berat badan ideal.

"Berbahagialah ketika menjalani olahraga di gym, dan tersenyumlah ketika kamu pergi berjalan atau berlari," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com