Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Rasisme, Rumah Mode Prada Bentuk Dewan Penasihat Keberagaman

Kompas.com - 16/02/2019, 22:50 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah mode Prada akan meluncurkan dewan penasihat keberagaman yang dipimpin oleh sutradara film Ava DuVernay dan artis Theaster Gates.

Langkah ini bertujuan untuk mengangkat berbagai pendapat orang-orang dari berbagai latar belakang dalam perusahaan dan industri mode.

Dewan penasihat keberagaman ini bertugas untuk memandu rumah mode asal Italia itu agar mampu menjadi perusahaan yang lebih inklusif dan beragam.

Dewan ini juga bertugas untuk memberi nasihat kepada rumah mode ternama itu agar mampu berinvestasi dan memperluas peluang bagi orang-orang dari berbagai etnis dalam industri mode.

Selain melibatkan DuVernay dan Gates, Prada juga melibatkan sejumlah akademisi dan pakar budaya dalam langkah ini.

Mereka juga akan mengadakan kerjasama dengan universitas dan berbagai organisasi untuk mensponsori beasiswa dan pelatihan di seluruh kantor global Prada.

Tentunya, ini bertujuan untuk menutup kesenjangan inklusi dalam industri fesyen.

"Prada berkomitmen menumbuhkan, merekrut, dan mempertahankan beragam bakat untuk berkontribusi pada semua departemen perusahaan," kata Miuccia Prada, selaku direktur kreatif.

Selain memperkuat keberagaman dalam industri mode, kata Miuccia, langkah ini dibentuk guna memastikan dunia mode turut mencerminkan dunia sebagaimana mestinya.

"Kami senang bisa bekerja sama dengan kolaborator lama Ava DuVernay dan Theaster Gates dalam inisiatif penting ini," tambahnya.

Ia berharap kerjasama ini dapat membanti label Prada tumbuh lebih baik tak hanya sebagai perusahaan tetapi juga sebagai individu.

Dalam sebuah wawancara, Gate juga memaparkan alasannya bersedia ambil bagian dalam langkah ini.

Baginya, kerjasama dengan Prada bukan hal yang menyulitkannya. Aktris sekaligus aktivi itu mengaku sering bekerjasama dalam beberapa proyek artistik.

Sebelumnya Gate berkolaborasi dengan Prada dalam peluncuran Black Image Corporaton, sebuah pameran fotografi tentang etnis Afro-Amerika yang digelar di Milan.

“Menumbuhkan upaya keragaman di perusahaan adalah penting bagi Ava, Miuccia dan saya. Saya juga ingin memimpin Dewan Penasihat Keragaman dan Inklusi agar mencapai dampak yang berarti di seluruh industri mode," tambahnya.

Baca juga: Disebut Rasis, Katy Perry Tarik Produk Sepatu yang Baru Dirilisnya

Keputusan untuk mebentuk dewan penasihat keberagaman ini muncul setelah adanya merek fesyen yang dituding melakukan rasisme.

Bulan Desember 2018, Prada mendapat kritik karena peluncuran lini Pradamalia yang menggeluarkan produk yang menyerupai figur manusia berwajah hitam dan bibir merah besar.

Kritik itu muncul setelah pengacara Chinyere Ezie melihat produk tersebut di sebuah toko Prada yang berlokasi di Manhattan, New York.

Ezie mengunggah apa yang dilihatnya itu di akun Facebook miliknya dan mengaku terkejut atas hal itu.

"Hari ini saat kembali ke NYC setelah kunjungan yang sangat emosional ke Museum Nasional sejarah dan Budaya Afrika-Amerika dan pameran tentang ras kulit hitam, saya berjalan melewati toko Prada dan menemukan bentuk rasisme yang sama dan mencemarkan citra orang kulit hitam," tulis Exie dalam unggahannya.

Unggahan itu langsung mendapatkan kritik tajam dari publik. Pihak Prada akhirnya menarik produk itu dan menyatakan jika pihak mereka sangat membenci tindakan rasisme.

Baru-baru ini, label Gucci juga mengalami tudingan rasisme pada produk jaket hitam yang dianggap menyerupai wajah ras kulit hitam.

Setelah melakukan permintaan maaf, CEO dan direktur kreatif Gucci juga melakukan inisiatif untuk menjunjung keragaman seperti yang dilakukan Prada.

Pihak Gucci juga mengeluarkan program beasiswa penuh untuk meningkatkan keragaman dalam departemen kratif mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com