KOMPAS.com - Sinar matahari memang bagus untuk kulit, namun jika kulit terpapar terlalu berlebihan, kulit bisa terbakar dan akhirnya warnanya terlihat belang atau tidak rata dengan bagian kulit yang tertutup.
Banyak orang berkulit putih yang sengaja berjemur untuk mendapatkan kulit cokelat yang dianggap lebih cantik. Namun, sebetulnya warna cokelat tersebut adalah respons kulit terhadap kerusakan akibat sinar ultraviolet.
"Salah satu stimulan utama untuk produksi melanosit dari tanning pigment adalah DNA yang rusak," kata dermatolog di Wexler Dermatology, Manhattan, Dr. Kenneth Howe.
Howe menambahkan, kulit kita melindungi dirinya dengan tanning pigment namun reaksinya timbul setelah diberi sinyal untuk memberi perlindungan oleh DNA yang rusak.
Kerusakan yang lebih jauh memang dicegah pada proses ini, namun selalu ada saja kemungkinan beberapa kerusakan awal.
Paparan sinar ultraviolet berlebih juga bisa memicu produksi enzim berbahaya pada kulit yang bisa merusak kolagen dan serat elastis. Ini akan meningkatkan kemunculan kerutan dan penipisan kulit.
Selain itu, paparan sinar ultraviolet juga bisa menyebabkan peningkatan faktor pertumbuhan yang mendorong pertumbuhan pembuluh darah.
"Ini sebabnya mengapa kulit yang rusak karena sinar matahari semakin terlihat ketika berdekatan dengan urat," kata dia.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kulit yang Mengelupas akibat Terbakar Sinar Matahari
Sementara itu, dermatolog dari North Carolina, Dr. Sheel Solomon mengatakan, kulit yang terbakar matahari di masa anak-anak atau remaja memiliki risiko dua kali lipat terkena melanoma di kemudian hari.
Solomon menjelaskan, kulit memiliki ingatan. Kerusakan kulit karena sinar matahari akan terus bertahan hingga usia dewasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.