KOMPAS.com – Anak-anak yang saat ini berusia kurang dari lima tahun (balita) merupakan generasi yang sudah terpapar teknologi sejak lahir. Sehingga menjauhkan teknologi sama sekali adalah hal yang tidak mungkin.
Orangtua memang tidak perlu khawatir berlebihan terhadap paparan teknologi pada anak, karena jika digunakan dengan bijak, pemakaian gawai juga berdampak positif untuk perkembangannya.
“Ada saat-saat anak boleh bermain dengan gawai, tapi sebentar saja dan sebaiknya didampingi orangtua,” kata Prof. Soedjatmiko, dokter spesialis anak, dalam acara talkshow yang digelar oleh Frisian Flag di Bogor beberapa waktu lalu.
Menurut Soedjatmiko, orangtua bisa memilihkan aplikasi atau permainan yang interaktif di gawai untuk merangsang stimulasi panca indera anak.
“Misalnya dengan permainan yang interaktif, ada lagu sederhana yang liriknya mudah diikuti, atau mengajak anak menari,” paparnya.
Ketika anak berhasil menyelesaikan permainan, orangtua bisa mengapresiasi dengan memberikan pujian atau pelukan. Dengan begitu akan terbentuk ikatan (bonding) dengan anak.
Anak balita direkomendasikan menggunakan gawai tidak lebih dari satu jam setiap hari.
“Tetapi waktunya dipecah-pecah jadi beberapa kali dalam sehari, misalnya 15 menit sekali main,” ujar Soedjatmiko.
Yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah waktu berkualitas yang diberikan orangtua ketika mendampingi anaknya bermain. Jangan sampai orangtua justru lebih asik sendiri dengan gawainya.
“Ajak anak bermain, bercanda, berkomunikasi. Tunjukkan bahwa handphone tidak lebih penting dibanding dirinya,” imbuhnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.