KOMPAS.com – Minyak Kutus-Kutus merupakan sebuah fenomena di kalangan masyarakat Indonesia, terutama ibu-ibu. Bagaimana tidak, dalam berbagai perbincangan yang berisi keluhan kesehatan seperti pegal atau tidak enak badan, selalu saja ada yang menganjurkan untuk memakai minyak ini.
Minyak Kutus-Kutus pada dasarnya merupakan minyak balur yang terbuat dari campuran 49 macam rempah. Bahan baku minyak ini juga pada awalnya diambil dari dapur dan pekarangan sekitar rumah Servasius Bambang Pranoto di Kabupaten Gianyar, pembuat minyak ini.
“Pada awal membuat minyak ini saya juga cek ke LIPI dan ternyata semua herbal ini sudah pernah diteliti, sehingga memang ini bahan-bahan yang baik. Garis merahnya, bahan-bahannya ini kebanyakan bumbu dan aman dimakan. Jadi racunnya rendah. Makin yakin saya untuk membuat,” kata Bambang ketika berbincang dengan Kompas.com di Jakarta (4/12).
Ia menceritakan, pembuatan minyak Kutus-Kutus adalah ketidaksengajaan. Semua bermula dari terperosoknya Bambang di sebuah pematang dekat parit rumahnya yang menyebabkan kakinya menjadi kebas dan tidak bisa dikontrol. Ketika itu, untuk berjalan saja ia harus dibantu.
“Saya merasa putus asa, karena ketika berobat ke dokter ternyata ketahuan ada banyak penyakit di tubuh saya dan dokter menyarankan untuk mengatasi gejala itu dulu ketimbang kaki saya,” ujar pria kelahiran Klaten yang kini menetap di Bali ini.
Bambang pun sering menyendiri ketika sakit. Ia menceritakan, kala itu sering duduk merenung di dekat pura-pura di sekitar rumahnya. Suatu ketika ia merasa beberapa kali mendapat “bisikan” untuk membuat minyak demi mengobati kakinya.
Baca juga: Seminar Herbal bagi Akademisi Kedokteran, Upaya Menggali Potensi Tanaman Herbal Indonesia
Walau tidak memiliki pengetahuan tentang rempah dan herbal, ia mengikuti intuisinya. Bambang pun mulai mengumpulkan bahan-bahan di sekitarnya dan meniru cara pembuatan minyak tradisional.
“Di banyak daerah di Indonesia ini memiliki minyak yang khas, misalnya saja di Makasar, Sumbawa. Jadi saya tiru saja caranya. Ramuan itu saya pakai untuk membalur luka saya. Hampir tiga bulan saya pakai, sudah kaya mandi minyak,” katanya.
Ternyata kakinya pulih. Sisa minyaknya lalu ia bagikan kepada teman-temannya dan mendapat banyak masukan positif karena banyak yang merasakan gangguan kesehatannya hilang.
Arti nama
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.