Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 13 Desember 2019, 16:44 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berdasarkan catatan sejarah, tradisi pohon Natal dimulai oleh bangsa Jerman pada abad ke-16.

Mereka menggunakan pohon cemara, dan kemudian menghiasnya dengan berbagai ornamen. Ada lilin, bola, dan pernak-pernik khas Natal lainnya.

Dalam perkembangannya, untuk mengganti pohon cemara yang asli, banyak orang yang menggunakan pohon cemara buatan dari plastik.

Tak kalah cantiknya, pohon cemara palsu ini tetap memberikan nuansa hangat nan akrab di tengah keluarga sepanjang suasana Natal.

Baca juga: Warga Lebanon Bikin Pohon Natal dari Botol demi Pecahkan Rekor Dunia

Namun kini di Bandung, ada pohon Natal yang unik, yang berbeda dari biasanya.

Pohon super besar yang menyerupai cemara ini disusun menggunakan deretan botol plastik bekas yang ditanami aneka sayur organik dari Cisondari, Kecamatan Pasir Jambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Pohon tersebut berada di Hotel Hilton, Kota Bandung. Begitu pengunjung masuk ke lobi, mereka akan melihat langsung keunikan dari pohon Natal tersebut.

Dari kejauhan, pohon tersebut terlihat seperti pohon Natal pada umumnya. Namun begitu didekati, pengunjung akan melihat deretan pohon organik di sana.

Baca juga: Waspada Risiko kebakaran Saat Meninggalkan Lampu Pohon Natal Menyala

Sebagai penghias pohon tersebut, pihak hotel mengandalkan lampu warna warni pada malam hari. Untuk siang hari, hiasan bersumber dari warna sayuran tersebut.

“Totalnya ada 681 pohon sayuran yang dirangkai di pohon Natal itu,” ujar General Manager Hilton Hotel Bandung, Kevin Girard kepada Kompas.com di Bandung, Jumat (13/12/2019).

Kevin mengatakan, pohon itu merupakan hasil karya banyak pihak. Botol bekasnya dikumpulkan karyawannya dari setiap kamar hotel, kemudian dimodifikasi menjadi pot tanaman.

Baca juga: Mengenal Tradisi Dekorasi Pohon Natal

Tanaman organiknya berasal dari Jaya Alam Lestari Farm, penyuplai sayuran organik Hotel Hilton.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat pohon Natal ini mencapai sebulan. Mulai dari mengumpulkan botol plastik, hingga pembibitan sayuran organik yang tumbuh dari pupuk yang dihasilkan limbah organik hotel.

Sayur yang ditanam di antaranya bayam merah, bayam hijau, bayam batik, siomak, horenso, selada keriting merah, selada keriting hijau serta seledri.

Baca juga: Tips Menjaga Pohon Natal Cemara Asli Tetap Segar

“Dengan program festive with puspose ini, kami ingin menginspirasi tamu agar mereka lebih peduli terhadap lingkungan, sekaligus berbagi ide tentang dekorasi yang ramah lingkungan,” tutur Kevin.

Pohon Natal ini bukan yang pertama kali bagi Hilton. Tahun lalu, mereka menyulap ribuan botol plastik limbah menjadi instalasi seni berbentuk pohon Natal yang unik.

Menurut Kevin, hal itu merupakan bagian dari slogan Travel with Purpose yang diusung hotel Hilton sejak enam tahun lalu.

Salah satu caranya dengan pengubah penggunaan amenities yang semula plastik ke arah kertas atau bahan lain yang ramah lingkungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau