Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2020, 11:41 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan gawai dalam genggaman, kita seolah dituntut untuk menaruh perhatian selama 24 jam penuh setiap harinya. Maka, menjadi umum bagi kebanyakan orang mengonsumsi media lebih dari satu gawai pada satu waktu.

Faktanya, para pakar mengestimasikan rata-rata waktu yang dihabiskan untuk media multitasking meningkat hingga dua kali lipatnya.

Sebuah riset menunjukkan bahwa multitasking yang berlebihan buruk bagi otak. Sebuah survei terhadap 318 orang yang dipublikasikan di Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking pada 2013 mengungkapkan, orang-orang yang melakukan media multitasking lebih sering mengalami gejala depresi dan kecemasan sosial.

Untuk menangkalnya, cobalah menghabiskan waktu hanya dengan satu gawai per harinya dan membatasi waktu penggunaan layar (screen time).

Baca juga: Cegah Depresi dan Risiko Bunuh Diri dengan Berkumpul Bersama Keluarga

4. Berteman dengan orang-orang negatif

Kritik, komentar-komentar negatif dari teman, bos, atau pasangan bisa memicu stres singkat. Namun, dikelilingi oleh orang-orang yang negatif bisa meningkatkan risiko depresi tersebut.

Heitler mencontohkan aktivitas yang tidak disukai banyak orang, seperti berbicara kasar dengan keras.

"Berada di sekitar orang-orang yang mengirimkan energi negatif adalah sebuah masalah. Ini bisa membuat kita merasa sedih," ungkapnya.

Jadi, usahakan lebih banyak membentuk hubungan pertemanan dengan orang-orang yang merespons positif apa yang kita lakukan alih-alih terus-menerus mempertanyakan keputusan yang kita ambil. Dengan begitu, kita akan mendapatkan pandangan yang positif dan menurunkan risiko depresi.

Baca juga: Membantu Anak Keluar dari Pertemanan Toksik

5. Kurang melihat sesuatu yang "hijau"

Tinggal di perkotaan membuat kita dikelilingi banyak fasilitas. Mulai dari beragam makanan yang enak hingga transportasi publik yang lengkap. Namun, terlalu banyak menghabiskan waktu di area perkotaan bisa berdampak pada suasana hati kita.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Central Institute of Mental Health di University of Heidelberg, tinggal di kota besar kerap terkait dengan stres dan penyakit mental tingkat tinggi.

Bagi para penduduk kota besar, cobalah menghindari dampak buruk tersebut dengan sesekali berjalan-jalan ke taman atau perdesaan untuk melihat alam dan beristirahat dari kesibukan kota.

Jika pergi ke luar kota tidak memungkinkan, Heitler menyarankan untuk menanam tanaman di area terbuka sekitarmu untuk menjaga suasana hati tetap positif.

"Ada energi positif yang diberikan tanaman dan alam," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com