Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2020, 20:24 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

Di sisi lain, ada juga samacam pasar gelap yang menjual barang asli. Kita memang bisa menghemat uang, tapi hal itu disertai risiko mendapatkan barang abal-abal.

Sedangkan belanja di dealer resmi akan memberikan ketenangan pikiran dan hubungan yang baik jika kita adalah pelanggan loyal dari sebuah merek.

Merawat jam tangan

Jika kamu telah menemukan jam tangan yang diinginkan, maka sekarang harus tahu cara merawatnya.

Steve Mellin, watch group category manager Gregory Jewellers menyebutkan beberapa kesalahan yang dilakukan orang terkait jam tangan, dan bagaimana cara terbaik menghindarinya.

Steve mengatakan, ia melihat banyak pemilik jam tangan mewah lupa untuk memperhatikan pemutar atau tombol sebelum melompat ke kolam atau laut.

Jika lupa memutarnya dengan erat, jam tangan tidak tersegel, sehingga air mudah masuk.

Ia mengumpamakan hal ini dengan "Membiarkan pintu Landrover kita terbuka saat melewati jalur air, dan kemudian bertanya-tanya mengapa kaki kita basah."

Kedua, ia mengatakan, kita tidak seharusnya meletakkan jam tangan dengan tumpuan di bagian crown ketika tidak memakainya.

Melakukan hal itu akan "menempatkan tekanan atau guncangan yang tidak perlu pada stem pemutar."

Ditambah lagi, jika jam tangan diletakkan sembarangan, misalnya miring, maka gravitasi dapat menarik pegas spiral ke satu sisi, yang akhirnya memengaruhi tingkat ketepatan waktu.

Meletakkan jam pada sisinya, dan bukan meratakannya, juga akan menyebabkannya menjadi kurang stabil, meningkatkan risiko terjatuh dan tergoresnya case serta gelang jam tangan.

Steve juga merekomendasikan orang-orang agar tidak meletakkan jam tangan mereka di dekat ponsel dan tablet, terutama jika memiliki penutup magnetik.

"Ini sangat buruk bagi pergerakan jam tangan karena menyebabkan daya tarik magnetik yang memengaruhi keakuratan jam tangan kita."

"Beberapa merek memiliki pegas spiral halus anti-magnetik yang melindungi gerakan, tapi mengapa mengadu nasib?"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com