Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengupas Hubungan Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Stroke

Kompas.com - 19/02/2020, 06:10 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Gumpalan ini menghalangi aliran darah ke jantung dan mencegahnya mendapat oksigen serta nutrisi yang dibutuhkan, merusak otot jantung, hingga mengakibatkan serangan jantung.

Baca juga: Meninggal Mendadak Tak Selalu karena Serangan Jantung

Sekitar 70 persen orang AS yang terkena serangan jantung pertama, juga akan memiliki tekanan darah tinggi.

Gagal jantung

Stres akibat tekanan darah tinggi membuat ukuran jantung lebih besar dan kurang efisien.

Ini dapat menyebabkan gagal jantung, atau kondisi saat jantung tidak bisa memberikan cukup darah ke tubuh.

Satu studi di Massachusetts mengungkap, 91 persen dari mereka yang mengalami gagal jantung juga menderita hipertensi.

Hubungan hipertensi dan stroke

Ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan hemoragik.

Stroke iskemik lebih sering terjadi dibandingkan stroke hemoragik -hanya sekitar 13 persen dari kasus stroke.

Namun, hipertensi sangat terkait dengan kedua jenis stroke tersebut.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Kurangi Risiko Stroke, Apa Saja?

Stroke iskemik

Saat gumpalan darah terbentuk di arteri yang mengarah ke otak, hasilnya adalah stroke iskemik.

Tanpa pasokan darah yang cukup ke sel-sel otak atau neuron, mereka akan berhenti bekerja dan merusak fungsi vital tubuh kita.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi menyumbang sekitar 40-50 persen dari stroke iskemik.

Demikian dikatakan Julius Gene Latorre, MD, ahli saraf vaskular di Upstate University Hospital.

Stroke hemoragik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com