Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Social Distancing Bukan Berarti Kita Harus Menyendiri

Kompas.com - 17/03/2020, 23:39 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Dampak pandemi virus corona (COVID-19) telah membuat festival Coachella ditunda, membatalkan jadwal NBA, dan melahirkan frase baru, social distancing atau jarak sosial.

Di AS, pejabat kesehatan masyarakat merekomendasikan agar orang sehat tetap tinggal di rumah sebisa mungkin.

Bahkan, Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan agar semua acara dengan lebih dari 50 orang dibatalkan di AS.

Di sinilah lantas muncul praktik social distancing.

Baca juga: Social Distancing Efektif Cegah Penyebaran Corona, Bagaimana Caranya?

K.C Rondello, M.D, Profesor Rekanan Klinis di Public Health and Emergency Management di Adelphi University mengatakan, pikirkan social distancing sebagai jalan tengah antara karantina dan segala hal yang ingin kita lakukan.

"Social distancing melibatkan semua pilihan kita yang menciptakan penghalang antara kita dan orang lain," kata Dr. Rondello seperti dilansir dari Men's Health.

Menurut CDC, ini adalah usaha mempertahankan ruang pribadi sekitar 1,82 meter dan menghindari tempat-tempat umum seperti bioskop dan pusat perbelanjaan.

"Kita mungkin mendengar istilah ini pertama kali, tetapi masyarakat telah menerapkan teknik ini di masa lalu," kata Dr. Rondello.

"Hal ini sangat membantu ketika tidak ada pengobatan atau vaksin untuk patogen yang menyebar dengan cepat," tegasnya.

Baca juga: Survivor Ibaratkan Terinfeksi Corona seperti Tanding dengan Mike Tyson

Pentingnya social distancing

Jika kita merasa sehat, bisa jadi kita berpikir kita tidak harus membatasi interaksi dengan orang lain.

Lagi pula, risiko mengembangkan pneumonia atau membutuhkan rawat inap dari COVID-19 terbilang rendah pada rata-rata orang sehat, menurut CDC.

Namun, membatasi interaksi sosial akan mengurangi risiko penyebaran virus kepada orang-orang yang kemudian dapat menyebarkannya ke lebih banyak orang.

Ini membantu "meratakan kurva," atau masuknya kasus-kasus baru dalam periode waktu tertentu.

Memperlambat penyebaran penyakit mengurangi ketegangan pada sistem perawatan kesehatan dengan membatasi jumlah orang yang sakit parah dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Ini juga memberi para peneliti lebih banyak waktu untuk mengembangkan perawatan dan vaksin.

Baca juga: 4 Salam Pengganti Jabat Tangan, Cegah Infeksi Virus Corona

Penelitian dari pandemi sebelumnya menunjukkan metode ini berhasil.

Pada 2009, menutup sekolah selama 18 hari di Meksiko membantu mengurangi penularan H1N1 hingga 29-37 persen, menurut studi 2011 yang diterbitkan dalam PLOS Medicine.

Menurut William Schaffner, M.D, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, kita bisa berhati-hati tanpa membiarkan pandemi mengurung seluruh hidup kita.

Tidak ada cara sempurna untuk mempraktikkan social distancing.

Rak yang kosong dan berbagai meme di internet yang membuat kita percaya, bahwa kitaakan sulit meninggalkan rumah, tidaklah benar.

"Saya pikir itu terserah kita untuk memutuskan berapa besar risiko yang ingin kita berikan kepada orang lain dan berapa besar risiko yang ingin kita peroleh untuk diri kita," ujar Dr. Schaffner kepada Men's Health.

"Tidak ada polisi transmisi di luar sana."

Baca juga: Ajakan Lawan Virus Corona Ditulis di Langit Austria....

Orang yang berusia lebih dari 60 tahun dan mereka yang immunocompromised atau sulit melawan infeksi harus lebih berhati-hati, kata Dr. Schaffner.

CDC menyatakan, orang-orang yang berisiko sakit parah akibat COVID-19 harus membatasi paparan mereka pada komunitas dan mengenali pengiriman bahan makanan.

Namun, tidak semua orang mempunyai akses ke pengiriman bahan makanan atau kebebasan bekerja dari rumah.

Berikut cara menerapkan social distancing secara realistis:

1. Saat berada di toko

Tidak perlu membeli tisu toilet untuk kebutuhan enam bulan dari sekarang.

Faktanya, menimbun barang membuat orang lebih sulit untuk membeli barang-barang penting. Kita harus pergi ke toko dengan rencana, kata Dr. Rondello.

Buat daftar semua yang kita butuhkan dan beli barang-barang dalam satu perjalanan, alih-alih pergi ke beberapa toko pada hari yang berbeda.

Ini mengurangi paparan dan membantu kita menjadi lebih efisien, katanya.

"Seiring social distancing, kita akan menerapkan pencegahan infeksi yang baik," kata Dr. Rondello.

Dengan kata lain, jangan menyentuh wajah dan cuci tangan begitu kita tiba di rumah.

Baca juga: Cegah Corona, Starbucks Mulai Terapkan Penjualan “Take Away” Saja

2. Saat menggunakan transportasi umum

Banyak perusahaan seperti Twitter, Google, dan Box menerapkan strategi kerja dari rumah sebagai respons terhadap pandemi saat ini.

Tetapi tidak semua orang memiliki hak untuk melakukan pekerjaan jarak jauh --dan beberapa dari orang-orang ini mungkin perlu menggunakan angkutan umum.

"Ada saat-saat ketika social distancing tidak dimungkinkan. Kita akan melakukan hal terbaik yang kita bisa," kata Dr. Rondello.

Di kereta bawah tanah, bus, atau kereta, cari tempat dengan jumlah orang paling sedikit.

Sekali lagi, penting menerapkan ini dengan cara lain yang disarankan untuk menghindari sakit, seperti mencuci tangan, menggunakan pembersih tangan (dalam keadaan darurat), dan tidak menyentuh wajah.

3. Saat di gym

Saat ini, menghindari gym adalah pilihan terbaik kita.

Berlari dan berjalan adalah cara yang bagus untuk tetap aktif di tengah udara segar --selama kita melakukan social distancing.

Sekali lagi, CDC merekomendasikan untuk menjaga jarak ruang pribadi.

Baca juga: Survivor Ibaratkan Terinfeksi Corona seperti Tanding dengan Mike Tyson

4. Saat berkumpul dengan teman

Kita mungkin bertanya-tanya apakah perlu mengorbankan sosialisasi demi pandemi.

"Tidak ada jawaban yang salah, dan tidak ada jawaban yang benar," kata Dr. Schaffner.

Ini adalah pilihan pribadi, yang dapat disesuaikan dengan toleransi kita terhadap risiko.

Menurut Dr. Schaffner, berjalan di taman bersama seorang teman lebih mengurangi risiko daripada duduk di ruang tertutup yang ramai.

Seiring penutupan bar dan restoran di seluruh AS, ini saat yang tepat untuk menyapa teman dan keluarga melalui video call, alih-alih makan malam.

Pada akhirnya, tidak ada yang absolut. Kita hanya perlu menimbang manfaat dan risiko serta membuat pilihan pribadi tentang strategi yang ingin kita terapkan, menurut Dr. Rondello.

Perlu diingat, jarak sosial adalah tentang membantu orang lain, bukan hanya diri kita.

Baca juga: Met Gala 2020 Terpaksa Ditunda karena Pandemi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com