Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Maret 2020, 21:53 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berapa banyak kita menghabiskan waktu untuk memantau media sosial setiap hari?

Media sosial kerap menjadi "teman" yang ada di berbagai suasana, atau membuat kita selalu meresa terkoneksi dengan orang-orang di luar sana.

Terpenuhinya kebutuhan itu mendatangkan kepuasan tersendiri dalam hidup kita. Bukan begitu?

Baca juga: Mengedukasi Anak Bahaya Kecanduan Narkoba

Namun sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan, media sosial bisa membuat seseorang menjadi stres.

American Society of Addiction Medicine mendefinisikan kecanduan sebagai perilaku yang menjadi kompulsif atau berlanjut dan memiliki konsekuensi negatif.

Pada tahun 2017, 43 persen orang Amerika Serikat melaporkan mereka memantau media sosial secara terus-menerus.

Di saat yang sama, dari 43 persen itu, ada 20 persen yang mengatakan media sosial adalah sumber stresnya.

Di samping itu, berinteraksi di media sosial dapat memicu respons dopamin di otak, mirip dengan apa yang dipicu oleh penggunaan narkoba atau alkohol.

Baca juga: Pengaruh Media Sosial pada Diet Kita

Respons itu dapat membuat kita menginginkan lebih dan merasa kecanduan.

Cara menghentikan kecanduan media sosial

Pada tahun 2018, orang-orang dengan akses internet di seluruh dunia menghabiskan rata-rata 144 menit di media sosial setiap hari.

Namun penelitian menunjukkan, membatasi penggunaan media sosial hingga 30 menit sehari terbilang optimal untuk kesehatan mental.

Untuk kecanduan media sosial, hasil psikologis yang ideal adalah mengendalikan penggunaan internet.

Tidak perlu berhenti menggunakan media sosial sepenuhnya, asalkan mempunyai strategi untuk menetapkan batasan.

Lin Sternlicht, konselor kesehatan mental berlisensi di Family Addiction Specialist, merekomendasikan orang-orang yang peduli akan bahaya kecanduan media sosial mengambil langkah-langkah berikut.

Lakukan pembersihan media sosial

Tantang diri kita untuk tidak memeriksa media sosial, apakah itu beberapa jam atau minggu.

Sebuah studi di tahun 2019 menemukan, beberapa siswa yang tidak menggunakan media sosial selama lima hari mengalami "rasa tenang", meskipun siswa yang lain takut kehilangan.

Hapus aplikasi atau nonaktifkan pemberitahuan media sosial

Sebagian besar orang masuk ke media sosial tanpa berpikir, jadi letakkan "penghalang" dengan mematikan notifikasi.

Jika kita tidak melihat ikon media sosial atau peringatan setiap kali kita mengecek ponsel, kita cenderung tidak akan menghabiskan waktu untuk media sosial.

Baca juga: 13 Hal yang akan Terjadi Ketika Tak Ada Media Sosial

Tetapkan batasan

Sebagian besar ponsel dan tablet memungkinkan kita membuang waktu untuk aplikasi tertentu.

Tetapkan batasan yang kita habiskan di media sosial, atau gunakan aplikasi yang memblokade media sosial setelah kita melewati batas waktu.

Untuk remaja, American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan agar penggunaan media sosial tidak mengganggu kegiatan seperti makan bersama keluarga, olahraga, atau waktu istirahat.

Sisihkan waktu untuk hobi atau kegiatan

Hobi atau aktivitas baru dapat membantu mengekang keinginan kita untuk masuk ke media sosial.

"Idenya di sini adalah mengisi waktu luang kita dengan hal-hal yang kita nikmati dan baik bagi kita," kata Sternlicht.

"Secara alami kita akan menemukan lebih sedikit waktu berada di media sosial dan lebih banyak untuk 'hadir dalam kehidupan,' dan harapannya bersosialisasi secara tatap muka, alih-alih melalui layar."

Melakukan detoksifikasi digital --atau absen dari media sosial dalam waktu tertentu-- efektif bagi sebagian orang.

Namun, tidak bagi yang lain, kata Neha Chaudhary, MD, psikiater anak dan remaja di Massachusetts General Hospital and Harvard Medical School.

"Pada sebagian orang, ini mungkin memutus siklus yang mulai terasa beracun atau memiliki efek negatif," katanya.

"Bagi yang lain, berhenti sama sekali bisa mengarah pada keinginan penggunaannya dan tak mampu bertahan."

"Atau membuat seseorang tidak memperoleh hal menguntungkan dari media sosial, seperti cara tetap terhubung dan meraih dukungan."

Daripada mengandalkan detoksifikasi total, Chaudhary merekomendasikan menetapkan batasan dan mengajak beberapa teman serta keluarga untuk bergabung dengan kita.

"Akuntabilitas memainkan peran besar dalam mencoba melakukan perubahan," kata dia.

"Mungkin memutuskan bersama seorang teman bahwa kita ingin mengurangi penggunaan media sosial atau memberi tahu anggota keluarga tujuan kita, sehingga mereka dapat ikut serta."

"Apa pun itu, cari cara agar seseorang membantu kita tetap pada jalur yang benar --keluar dari kebiasaan seorang diri bisa jadi sulit."

Dalam kasus yang parah, seseorang yang khawatir tentang kecanduan media sosial juga harus mempertimbangkan mencari bantuan profesional dari seorang terapis atau spesialis kesehatan mental.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau